Selasa, 28 Mei 2013

HIKMAH ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

HIKMAH  ISRA’ DAN MI’RAJ                         
By            : H.ABDUL FATAH
Qs. Al-Israa : 1

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ﴿١﴾ 
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya  agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda  Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Qs. Annajm 13-15
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ ﴿١٣﴾ عِندَ سِدْرَةِ الْمُنتَهَىٰ ﴿١٤﴾ عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ ﴿١٥﴾
”Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu  pada waktu yang lain,
di Sidratil Muntaha .
Di dekatnya ada syurga tempat tinggal”,

Keyakinan kita akan peristiwa Isra’ Mi’raj adalah bagian dari keimanan kita kepada Allah, bagian keimanan kita kepada Rasulullah, bagian keimanan kita kepada Alqr’an serta apa yang terkandung di dalamnya.
Peristiwa Isra’dan Mi’raj adalah peristiwa spektakuler dan luar biasa, di luar logika manusia serta merupakan salah Mu’jizat Allah yang diperagakan hanya kepada nabi besar Muhammad SAW dan tidak mungkin diperagakan kepada nabi yang lain.
Peristiwa Isra' Mi'raj tidak dapat dipandang dari sudut ilmiah semata tetapi harus dipandang dari sudt imaniah karena sampai kapan pun manusia tidak akan dapat menjangkau ilmu Allah lantaran ilmu yang dimiliki manusia bersifat relatif dan sangat terbatas.
QS:  17 : 85
 وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
”Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah : Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan kecuali sedikit”
Bagi orang yang tidak beriman dan bagi orang yang hanya mengandalkan logika manusia pasti tidak akan percaya denga perintiwa Isra’ dan Mi’raj dan mereka akan mengatakan :
"Tidak mungkin hal itu bisa terjadi dan mana mungkin Rasul menempuh perjalanan yang begitu jauh melanglang buana ke seantero jagad raya hingga ke sidratil muntahaa yaitu suatu tempat yang tidak mungkin bisa dijangkau oleh makhluk apa pun termasuk malaikat jibril hanya dalam waktu yang relatif singkat sekita 3 jam dengan kecepatan ribuan bahkan jutaan kali kecepatan cahaya, padahal kecepatan cahaya adalah batas kecepatan tertinggi menurut logika manusia. Bagaimana mungkin Rasul menembus atmosfir bumi yang jika dilewati semua benda akan hangus terbakar dan bagaimana mungkin Rasul keluar dari grafitasi bumi dan kembali lagi ke bumi dalam keadaan utuh".
Tapi bagi orang yang beriman, bagi orang-orang yang yakin akan adanya Allah, bagi orang-orang yang yakin bahwa Allah bisa segalanya, Allah bisa menciptakan alam ini, Allah bisa menggulung bumi ini,  peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah satu hal yang sangat mudah bagi Allah SWT. Tidak ada yang sulit bagi Allah.
Bukankah Allah telah berfirman dalam Qs. Yasin : 40
  إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢﴾
”Sesungguhnya perkataan kami terhadap sesuatu apabila kami menghendakinya, kami hanya mengatakan kepadnya Kun (jadilah)! maka jadilah ia”
Oleh karena itu yang lebih penting  adalah bukan Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi tetapi ada apa di balik periatiwa itu dan apa hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil di balik peristiwa itu.
Diantara hikmah yang kita ambil dari peristiwa itu ialah bahwa manusia dalam mencapai kesuksesan harus melakukan hubungan secara vertikal kepada Allah (HABLUMMINALLAH) dan hubungan secara horizontal kepada sesama manusia (HABLUMMINANNAAS)
sebagaimana peristiwa Isra' yakni perjalanan secara horizontal dati masjid Haram ke masjid Aqsha dan Mi'raj yakni perjalanan secara vertikal dari masjid Aqsha ke Sidratil Muntaha.

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ

"Manusia akan diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika meraka berhubungan kepada Allah dan kepada sesama manusia"

Salah satu bukti hubungan kepada Allah adalah dengan menjalankan sholat lima waktu sebagaimana yang dicontohkan oleg Rasulullah SAW. Karena itulah Allah memerintahkan sholat secara langsung kepada nabi Muhammad SAW melalui Isra' dan Mi'raj.

Ternyata ada hal yang sangat penting dalam peristiwa itu yaitu Allah menganugrahkan kepada kita kenikmatan besar, kita diberi kesempatan untuk beraudiensi kepada Allah lima kali sehari semalam, kita diperintahkan shalat lima waktu sehari semalam sebagai kesempatan kita untuk berkomunikasi kepada Allah SWT dan sebagai wujud hubungan langsung kita kepada Allah SWT dan  sebagai ikatan yang paling kuat antara kita dengan Allah.
Artinya jika kita tidak sholat maka putuslah hubungan langsung kita dengan Allah SWT.

”Sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin” (hadits)
Sholat adalah ibadah yang pertama kali diperiksa di akhirat nanti sebelum ibadah yang lainnya. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya dan jika sholatnya tidak sempurna maka rusaklah amal yang lainnya. Bgitulah sabna nabi dalam haditsnya.
Oleh karena itu jangan sekali-kali mengabaikan masalah sholat karena sholat itulah yang membedakan antara seorang muslim dan seorang kafir. Marilah kita tegakkan sholat yang wajib dan kita hidupkan yang sunnah.
Tetapi sayang....banyak orang yang mengaku muslim, mengaku beriman, berkali-kali dipanggil oleh Allah, ditunggu oleh Allah tetapi mereka cuek saja, mereka tidur saja, mereka lebih suka nonton bola, mereka lebih suka duduk-duduk di pingir jalan, duduk-duduk di taman, mereka lebih suka bekerja, mereka lebih suka berdagang, mereka lebih suka bermain catur ds.
Pada hal sholat itu adalah bentuk peribadatan yang paling tinggi dan paling utama yang wajib ditegakkan dan merupakan kesempatan emas kita untuk bermunajat kepada Allah dan sebagai sarana untuk meminta pertolongan Allah SWT. 
QS : Allbaqarah : 45.

”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu”

Sholat juga merupakan benteng yang paling kokoh bagi diri kita agar kita tidak melakukan perbuatan yang keji dan munkar, jika ditegakkan dengan sebenar-benarnya.

”Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar”

Oleh karena itu jika kita ingin mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dan jika kita ingin terbebas dari perbuatan keji dan munkar maka marilah kita tegakkan shalat yang wajib dan kita hidupkan yang sunnah.