Senin, 07 November 2011

ESENSI IBADAH HAJI


ESENSI IBADAH HAJI
Di bulan ini sebagian saudara-saudara kita yang mendapat panggilan Allah untuk melaksanakan ibadah haji telah mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah yang istimewa ini yang puncaknya nanti pada tanggal 9 Zulhijjah yaitu wuquf di Arafah. Ibadah haji merupakan ibadah yang istimewa karena merupakan gabungan antara iabadah badaniyah, qalbiyah dan maliyah. Karena itulah Allah mewajibkan ibadah haji hanya bagi orang yang mampu untuk melaksanakannya. .
Kewajiban haji didasarkan pada firman Allah QS ; Ali Imran 92

                                                         
”dan hendaklah manusia melaksanakn haji karena Allah bagi mereka yang mampu melaksanaknnya”

Ayat ini diawali dengan kata ”Lillah” yang berarti bahwa haji itu harus benar-benar diniatkan ibadah karena Allah bukan karena yang lain. Jangan ada niat lain yang dapat memalingkan kita daripada niatan karena Allah.
Kemudian ayat ini diakhiri dengan kata ”Manistato’a ilaihi sabilaa” yang berarti bahwa haji itu hanya diwajibkan bagi orang yang mampu melaksnakannya baik mampu fisiknya maupun hartanya. Dan kewajiban haji hanya satu kali seumur hidup. Inilah bukti keagungan Islam dan bukti keadilan Allah SWT. Alangkah beratnya jika haji diwajibkan setiap tahun. Karena itu Allah memberikan balasan yang besar bagi orang yang melaksanakan ibadah haji dengan sempurna. Sabda nabi :

”Barangsiapa yang melaksanakan haji dengan tidak rafats dan fasik maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”
”Barangsiapa yang melaksanakan haji dengan tidak rafats dan tidak fasik maka kembali bersih sebagaimana ketika baru dilahirkan ibunya”

Tetapi jika ada yang mampu tetapi tidak mengerjakannnya maka Allah mengancamnya dengan ancaman yang sangat keras. Sebagaimana sabda nabi :


”Barangsiapa yang punya kemampuan untuk berhaji tapi tidak mau melaksanakannya maka boleh pilih mati secara Yahudi atau Nasrani”



”Barangsaiapa yang tidak terhalang oleh kebutuhan yang mendesak atau oleh penyakit yang berat atau terhalang oleh pemimpin yang zalim tetapi ia tidak melaksanakan haji maka jika ia mati ia tinggal memilih mati Yahudi atau Nasarani”

Artinya matinya itu dinilai tidak Islam. Nauzubillah.
Oleh karena itu jika kita telah mampu melaksanakan haji maka segeralah berhaji jangan sampai kita meninggal belum sempat berhaji padahal kita mampu.
Padahal Allah telah memanggil kita semua melalui nabi Ibrahim AS ribuan tahun yang lalu yang diabadikan dalam  Qs Alhaj : 27


”Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus  yang datang dari segenap penjuru yang jauh”

Nabi Ibrahim sudah memanggil kita semua tinggal kita mau atau tidak melaksanakannya. Karena panggilan itu sebenarnya adalah panggilan Allah SWT yang ditujukan kepada seluruh manusia di dunia ini yang berlaku tetap sepanjang masa sampai datang hari kiamat. Alangkah beruntung mereka yang pada tahun ini menjadi tamu Allah atau mendapat undangan Allah, raja dri segala raja menjadi DUYUFURRAHMAN (Tamu Allah yang bersifat Arrahmaan)

Esensi ibadah haji adalah gambaran kehidupan akhirat (miniatur akhirat) dan merupakan latihan untuk menghadap Allah SWT.
Ketika kita melaksanakan wukuf di Arafah kita hanya memakai helai kain ihram berwarna putih. Ini menggambarkan suasana padang mahsyar dan ketika nanti kita menghadap Allah kita tidak membawa apa-apa kecuali membawa amal kita. Dengan pakaian ihram, ini menggambarkan kematian dan persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT.

Dalam ibadah haji juga terdapat banyak sekali hikmah atau pelajaran, diantaranya ialah ketika kita tawaf mengelilingi kabah. Ini adalah suatu pelajaran bahwa kita harus selalu bekerja sesuai dengan aturan Allah SWT dan berada di jalan yang benar tidak boleh menyimpang dari ketentuan Allah.
Begitu pula dalam kita melaksanakn sa’i yaitu berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah, ini adalah pelajaran bagi kita bahwa kita harus selalu terus menerus berusaha/tidak boleh berdiam diri untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Begitu pula dalam melaksanakan jumrah (melontar) ini adalah pelajaran bahwa kita harus selalu menentang segala bentuk kemaksaiatan dan sifat sifat kebinatangan sari diri kita. Dan masih banyak lagi pelajaran yang bisa kita ambil dari pelaksaann ibadah haji. Semoga kita dapat mengambilnya. amiin
Jika semua ini diterapkan dalam kehidupan nyata pasti kita akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan pasti akan memperoleh haji yang mabrur yang telah dijanjikan oleh Allah melalui hadits Rasulullah SAW.

”Haji yang mabrur, tidak ada balasan kecuali surga”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar