Kamis, 18 Agustus 2011

NUZULUL QURAN DAN PROKLAMASI

NUZULUL QURAN DAN PROKLAMSI
Peringatan nuzulul quran 17 Ramadhan 1432 H kali ini sangat berbeda dengan peringatan nuzulul quran pada tahun-tahun sebelumnya karena kali bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2011 yang merupakan hari yang sangat bersejarah dalam Negara kita yaitu lahirnya Negara kesatuan RI dan bebasnya Negara kita dari belenggu penjajahan. Dengan demikian nuzulul quran dan hari proklamasi mempunyai korelasi yang sangat penting karena keduanya merupakan awal pembebasan manusia dari belenggu kebodohan dan keterbelakangan. Wahyu pertama yang diturunkan yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5 mengajarkan agar manusia membaca yang berarti perintah menuntut ilmu sebagai bekal hidup manusia agar tidak terjajah oleh kebodohan. Proklamasi yang terjadi 66 tahun yang lalu juga terjadi tepat pada tanggal 9 Ramadhan 1364 H dan jatuh pada hari Jumat. Ini bukan kebetulan tapi ini menunjukkan bahwa kemerdekaan itu benar-benar atas anugrah Allah SWT. Karena tepat sekali jika dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-3 dinyatakan : “Atas berkat Rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”
Oleh karena itu marilah kita syukuri kemerdekaan ini dengan mengisinya dengan kerja keras memberantas kebodohan dan keterbelakanan serta kemiskinan yang melanda bangsa kita saat ini. Mari kita bebasrkan diri kita dari kemiskinan dan keterbelakangan. Jangan sampai kita terjajah oleh kebodoan dan keterbelakangan serta kemiskinan. Islam mengajarkan kita agar menjadi orang yang kuat dalam segala hal, baik ekonomi maupun ilmunya.
Semoga Allah memberikan pertolongannya. Amiin

Jumat, 12 Agustus 2011

ESENSI IBADAH PUASA

Qs. Albaqarah : 183-184

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”


أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ
وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١٨٤﴾

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari- hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan , maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”

Hari ini kita sedang merasakan bagaimana rasanya lapar, haus, tidak makan selama 12 jam lebih mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Mungkin yang kita rasakan saat ini tidak seberapa dibandingkan dengan saaudara-saaudara kita nun jauh di sana, di gunung-gunung, di hutan-hutan, di kolong jembatan, di padang pasir yang sepanjang hari tidak menemukan makanan, kecuali seadanya. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun mereka berjuang hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Tetapi kita hanya menahan lapar selama beberapa jam dan beberapa hari selama Ramadhan pada siang hari saja.
Karena itulah sudah selayaknya kita merenung agar tumbuh di hati kita rasa kasih saying, peduli sesama, solidaritas sesame, dan timbul sifat kedermawanan dan berbagi kepada sesame kita.
Itulah diantara keagungan ibadah puasa yang menjadi esensi ibadah puasa yang harus kita wujudkan dalam kehidupan nyata. Kita dididik secara langsung oleh Allah SWT bukan teori tapi praktek langsung. Semua yang menjalankannya akan merasakan baik orang kaya maupun orang miskin, baik pejabat ataupun rakyat jelata, baik orang yang lemah ataupun orang yang lemah.
Karena itulah Allah mewajibkan puasa kepada kita yang mengaku beriman selama satu bulan dalam setahun yaitu pada bulan Ramadhan sebagaimana juga diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita, sebelum ummat nabi Muhammad SAW, nabi Musa, nabi Isa, nabi Ibrahim, nabi Daud dan nabi-nabi lainnya.
Dengan demikian ibadah puasa bukanlah ibadah yang sederhana tetapi ibadah yang sangat special dan sangat khusus sehingga Allah menyatakan dalan sebuah hadits Qudsi : “………………………….Sesungguhnya puasa itu adalah untukku dan akulah yang langsung membalasnya”.
Makna puasa yang disebut SHAUM atau SHIYAM dalam bahasa Arab secara sederhana ialah AL-IMSAAKU ANIL MUFTIRI yang artinya menahan diri darai segala yang dapat membatalkan, seperti makan, minum dan hubungan intim suami istri di siang hari. Tetapi sesungguhnya dibalik makna itu terkandung makna yang sangat luas dan mendalam yaitu menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah dan meninggalkan keburukan sepanjang hayat kita sehingga yang ada adalah kebaikan yang terhimpun dalam diri kita. Itulah yang disebut TAQWA sebagaimana sabda nabi :
“Takwa itu adalah kumpulan atau himpunan kebaikan yang ada dalam diri seseorang”
Diantara sifat orang yang bertakwa adalah orang yang suka menolong sesama baik di waktu senang maupun di waktu susah dan orang yang mampu mengendalikan diri.
Qs. Ali Imraan ; 133-134.
Marilah kita mengukur (menaker) diri kita masing-masing sudah sejauh mana ketakwaan kita dan sudah sampai pada tingkat mana ketakwaan kita kepada Allah, apakah karena kita sudah sholat, puasa, zakat, haji, lantas kita mengabaikan tetangga kita yang hidup dalam kesulitan, kita membiarkan bawahan kita mengalami kesusahan,apakah ketakwaan kita baru sebatas ucapan saja, apakah ketakwaan kita baru sebatas kesalehan pribadi, apakah ketakwaan kita sudah sampai kepada kesalehan sosial, apakah kita mengaku takwa karena kita selalu berzikir sementara kita membiarkan sauda-saudara kita kelaparan, apakah kita mengaku takwa karena kita gemar berjamaah di masjid setiap waktu semenatara kita membiarkan kemaksiatan merajalela di sekitar kita, apakah kita mengaku takwa karena kita suka membaca Alquran sementara kita tidak peduli dengan keadaan masjid yang ada di lingkungan kita, apakah kita mengaku takwa karena kita sudah berdoa setiap hari sementara kita masih suka menyakiti teman kita, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih suka berbohong, apakah kita menagku takwa sementara kita masih suka menghina orang lain, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih gemar melakukan kemaksiatan, apakah kita mengaku takwa sementara pikiran kita masih kotor, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih suka sombong dan angkuh????????????? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Semoga……………………………………..

Kamis, 11 Agustus 2011

ESENSI RAMADHAN



Rasa syukur yang sedalam-dalamnya kita panjatkan ke hadirat Allah Rabbul Alamin yang telah menganugrahkan kenikmatan yang terbesar dalam hidup kita, kenikmatan yang dapat menyelamatkan kita dari dunia hingga akhirat, kenikmatan yang menuntun kita menuju Allah yaitu kenikmatan Iman dan Islam.
Sebagai khatib yang dhaif, izinkanlah saya menyerukan kepada diri saya khususnya dan kepada kaum muslimin umumnya, marilah kita meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan sebanar-benar takwa yaitu dengan bersungguh-sungguh (bermujahadah) melaksanakn perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya. Sungguh takwa adalah satu istilah yang sangat enteng diucapkana tetapi sangat berat melaksanakannya. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan untuk melaksanakannya. Amiin.
Hari ini kita memasuki hari ke-5 Ramadhan, bulan yang agung dan penuh berkah, bulan saat kita berdekatan dengan Allah, bulan saat kita berdampingan dengan Allah, bulan saat kita menahan kesabaran, bulaan saat kita menebar kasih saying, bulan saat kita membersihkan diri dari segala kotoran baik kotoran jasmanai dan kotoran rohani. Sabda nabi :
“Ramadahan ke Ramadhan berikutnya adalah menjadi penebus dosa diantara keduanya, jika dosa-dosa besar ditinggalkan”
Satu tahun setelah Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan, Rasulullah berkhutbah di depan para sahabatnya :
“Wahai sekalian manusia, sungguh telah datang menaungi kamu bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan, bulan yang di dalamnya terdapat satu kewajiban istimewa yaitu ibadah puasa yang tidak ada pada bulan-bulan lain dan ada ibadah sunnah yang tidak ada di bbulan lain yaitu tarawih, Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan atau amal-amal sunnah maka nilainya sama dengan melaksanakan ibadah wajib pada bulan-bulan lain dan barangsaiapa yang mengerjakan ibadah wajib pada bulan Ramadhan maka sama nilainya dengan mengerjakan tujuh puluh ibadah fardu padaa bulan-bulan lain. Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kesabaran itu balasannya adalah surge. Bulan Ramadahn adalah bulan saat menebar kasih saying, bulan saat kita bertolong-menolong dan bulan ditambahkannya rizki kepada orang-orang mukmin. Barangsiapa yang memberi makan berbuka bagi orang yang sedang berpuasa maka hal itu dapat mengampuni dosa-dosanya dan dapat membebaskannya dari api neraka dan dia akan memperoleh pahala sama dengan pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa berkurang sedikit pun”
Begitulan sabda nabi yang sangat jelas dan terang-benderang, tinggal bagaimana kita melaksanakannya. Oleh karena itu marilah kita bersungguh-sungguh melaksanakan agenda Ramadhan dengan sebaik-baiknya untuk menggapai kemenangan yang hakiki yaitu TAQWA. Kita tidak akan dapat meraih kemenangan hakiki tanpa melalui proses puasa seperti sedang kita laksanakan pada hari ini . Marilah kita mengaplikasikan nilai-nilai ibadah puasa dalam kehidupan nyata agar kita dapat menjalani hidup ini dengan benar sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunnah Rasul, benar dalan ucapan, benar dalam perbuatan dan benar pula dalam pikiran.
Semoga kita dapat melaksanakannya. Amiin. Qs. Asshaff :10

Senin, 01 Agustus 2011

MARHABAN YAA RAMADHAAN

مرحــــــــــــــــــــــــــــــبا يارمضـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــان
Selamat datang ramadhan.
“Sungguh telah datang menaungi kamu bulan yang agung dan berkah, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang di dalamnya ada kewajiban puasa dan tarawih yang disunnahkan. Barangsiapa yang melakukan amal kebajikan yang sunnah di bulan itu maka Allah menilainya seperti mengerjakan ibadah yang wajib pada bulan-bulan lain dan barangsiapa yang melaksanakan ibadah yang wajib maka Allah mencatatnya sama dengan mengerjakan tujuh puluh ibadah wajib pada bulan-bulan lainnya. Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kesabaran balasannya adalah surge dan bulan saat kita bertolong-menolong dan barangsiapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa maka sungguh Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan Allah akan membebaskannya dari api neraka dan akan memperoleh pahala sama dengan pahala orang yang berpuasa tersebut dengan tidak berkurang sedikit pun.” (Hadits)
Bulan yang agung dan berkah bernama Ramadhan yang kita rindukan sejak dua bulan yang lalu kini telah datang menghampiri kita. Tetapi tidak semua orang menyikapinya dengan positif, ada orang yang menyikapi kedatangan Ramadhan dengan biasa-biasa saja karena mereka menganggap Ramadhan itu tida ada bedanya dengan bulan-bulan lainnya sehingga tidak ada perubahan sama sekali dalam dirinya bahkan ada pula orang yang menyikapinya dengan penuh kekecewaan dan perasaan sinis dengan kedatangan Ramadhan karena mereka menganggap Ramadhan adaalah suatu beban berat yang harus dipikulnya sehingga Ramadhan menjadi sesuatu yang menakutkan baginya.
Bagi orang yang beriman, Ramadhan adalah satu bulan yang sangat dinantikan dan dirindukan sejak dua bulan sebelumnya sesuai dengan do’a yang diucapkannya :
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”
Karena itu mereka menyambutnya dengan penuh sukacita dan penuh rasa sesang dan gembira. Kegembiraan mereka bukan lantaran dunia seperti halnya anak-anak. Tetapi kegembiiraan merekaa lantaran dengan masuknya Ramadahan berarti kesempatan besar diberikan oleh Allah untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaiman sabda nabi :
“Ramadhan ke Ramadhaan berkutnya adalah sebagai penghapus dosa jika do-dosa besar ditinggalkan”
Bagaimana dengan kita? Jawabannya ada pada diri kitamasing-masing.
Berbagai pahala terhampar di depan kita jika kita mau mendapatkannya. Mulai hari ini kita menjalani proses pelatihan dan penempaat fisik dan mental untuk menjadi manusia baru yang lebih berkualitas dan mulai hari ini pula kita menjalani proses reaktualisasi diri melalui berbagai ibadah yang kita lakukan selama satu bulan terutama ibadah puasa. Puasa Ramadhan adalah ibadah khusus yang diperintahkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman untuk membentuk manusia yang bertakwa. QS. 3:183.
Setidaknya ada sepuluh agenda Ramadhan yang dapat kita lakukan guna menyempurnakan ibadah kita yaitu :
1. Shaum Ramadhan yang merupakan kewajiban bagi setiap mukmin dan mukminah
2. Slalat tarawih yangmenjadi bagian langsung dari puasa dan tidak kalah pentingnya dengan ibadah puasa.
3. Sodaqoh merupakan pelengkap ibadah puasa yang seharusnya ditingkatkan selama bulan Ramadhan.
4. Tadarrus Alquran yang selama ini sering kita abaikan karena sibuk dengan urusan dunia
5. Tadabbur Alqur’an sebagai upaya untuk memahami dan mendalami Alqur’an
6. Memperbanyak do’a dan istighfar kepada Allah Azza Wazalla atas segala dosa dan kesalahan kita dan mohon dipenuhi segala kebutuhan kita untuk meraih kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.
7. Memperbanyak zikir sebagai upaya untuk meningat Allah dan membersihkan diri
8. Meningkatkan silaturrahim kepada sesame saudara kita kaum muslimin dan muslimat baik yang dekaat maupun yang jauh
9. Beri’tikap pada sepuluh hari terakhir Ramadhan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
10. Meningkatkan kinerja kita sesuai dengan profesi kita masing-masing dengan niat ibadah kepadaa Allah SWT
Sungguh merupakan keberuntungan yang sangat besar jika kita bisa melaksanakan agenda-agenda Ramadahan dengan penuh keimanan dan semata-mata mengharap Ridha Allah SWT. Semoga Allah mengampuni segala dosa kita sebagaimana bayi yang baru dilahirkan. Amiin.

TARHIB RAMADHAN

Istilah Tarhib Ramadhan sudah menjadi akrab di hati ummat Islam Indonesia. Setiap tahun menjelang datangnya bulan suci Ramadhan ummat menghadiri kegiatan bernama Tarhib Ramadhan. Kata tarhib berasal dari akar kata yang sama yang membentuk kata Marhaban. Sedangkan marhaban artinya selamat datang atau welcome. Maka Tarhib Ramadhan berarti Selamat Datang Ramadhan atau Welcome Ramadhan.
Seorang muslim perlu membangun sikap positif dalam menyambut kedatangan bulan istimewa Ramadhan. Bahkan berdasarkan sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam biasanya sejak dua bulan sebelum datang Ramadhan sudah mengajukan doa kepada Allah ta’aala dalam rangka Tarhib Ramadhan atau welcoming Ramadhan.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ
Adalah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam apabila memasuki bulan Rajab berdoa: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan berkahilah kami di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad 2228)
Rajab, Sya’ban dan Ramadhan merupakan bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan dari sistem kalender Hijriyah Ummat Islam. Hadits di atas seolah mengisyaratkan bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam punya kebiasaan menyambut kedatangan Ramadhan bahkan dua bulan sebelum ia tiba. Artinya, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin menggambarkan betapa istimewanya Ramadhan sehingga dua bulan sebelumnya sepatutnya seorang Muslim sudah mulai mengkondisikan diri menyambut Ramadhan lewat do’a seperti di atas.
Mengapa Ramadhan dipandang sebagai bulan istimewa? Coba perhatikan beberapa hadits di bawah ini:
حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ
رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu katanya: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Syurga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR Muslim 1793)
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah berkata: “Ada kemungkinan yang dimaksud adalah makna yang sebenarnya, dan yang demikian itu merupakan tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadhan, penghormatan terhadapnya serta dicegahnya syetan untuk mengganggu kaum muslimin. Ada pula kemungkinan ini merupakan isyarat akan banyaknya pahala serta pengampunan dan berkurangnya gangguan syetan, sehingga mereka seperti orang-orang yang terbelenggu.”
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah melanjutkan bahwa kemungkinan yang dimaksud dengan ”pintu-pintu surga dibuka” adalah ungkapan bentuk-bentuk ketaatan yang Allah ta’aala buka untuk hamba-hambaNya, dan yang demikian itu merupakan sebab-sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Sedangkan yang dimaksud dengan ”pintu-pintu nerkaka ditutup” adalah ungkapan akan dipalingkannya keinginan untuk mengerjakan kemaksiatan yang menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Adapun kalimat ”syetan dibelenggu” merupakan ungkapan ketidakmampuan mereka untuk membuat tipu daya dan menghiasi syahwat.”
Jika demikian, mengapa kita masih melihat kejahatan dan maksiat di bulan Ramadhan? Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan: ”…kemaksiatan itu disebabkan oleh sejumlah faktor selain syetan: seperti jiwa yang buruk, kebiasaan tidak baik dan syetan dari jenis manusia.”
Oleh karenanya, seberapa besar kebaikan akan diperoleh seseorang sangat bergantung kepada bagaimana orang itu sendiri menyikapi dan menyambut kedatangan Ramadhan. Bila ia sikapi dan sambut Ramadhan dengan suka cita, insyaAllah Ramadhan akan menjadi pembuka rahmat Allah ta’aala dan pintu surga baginya.
Namun sebaliknya bila ia masih saja tidak peduli dengan kesucian Ramadhan maka jangan harap ia akan bisa memperoleh kebaikan darinya. Sangat mungkin ia malah menjadi orang yang penuh kegusaran di bulan Ramadhan. Sebuah rasa gusar yang menghasilkan penyesalan di saat api neraka sudah terlihat di depan matanya.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ
صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ
مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan para syaithan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pintu-pintu neraka ditutup dan tak satupun yang dibuka dan pintu-pintu surga dibuka dan tak satupun yang ditutup. Lalu ada penyeru yang menyerukan: ”Wahai para pencari kebaikan, sambutlah (songsonglah) dan wahai para pencari kejahatan, tolaklah (hindarilah).” Dan Allah ta’aala memiliki perisai dari api neraka. Dan yang demikian terjadi setiap malam.” (HR Tirmidzi 618)
Saudaraku, marilah kita memohon kepada Allah ta’aala agar memasukkan kita ke dalam golongan para pencari kebaikan di dalam bulan Ramadhan, bahkan sepanjang hayat. Marilah kita berdoa semoga Allah ta’aala jauhkan kita dari masuk ke dalam golongan pencari kejahatan di bulan Ramadhan apalagi seumur hidup. “Ya Allah, berkahilah kami dalam sisa bulan Sya’ban ini dan berkahilah kami di bulan Ramadhan.” Amin, ya Rabb.-

NILAI-NILAI IBADAH PUASA

Tasyakur dan wasiat taqwa.
Perintah puasa yang sedang kita jalani saat ini memiliki sejarah yang sangat panjang sepanjang sejarah kehidupan manusia karena puasa sesungguhnya sudah dikenal dalam sejarah manusia-manusia beragama terdahulu yang tidak hanya dikenal pada masa kerasulan nabi Muhammad SAW tetapi juga sudah dikenal oleh ummat-ummat sebelum nabi Muhammad SAW meskipun kaifiyat dan bentuknya berbeda tetapi intinya adalah sama yaitu membentuk manusia yang bertakwa sebagai puncak kesempurnaan manusia.
Inilah yang difrirmankan oleh allah SW QS : 2 : 183


”Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan oleh orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Puasa bukanlah tradisi manusia seperti yang dilakukan oleh orang-orang di luar Islam tetap puasa adalah syariat yang ditetapkan oleh Allah yang harus didasri oleh iman kepada Allah SWT dan bertujuan hanya semata-mata mengharapkan keridhaan Allah SWT. Sabda nabi :


”Barangsiapa yang berpuasa atas dasar iman dan mengharapkan keridhaan Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Pada era teknologi sekarang ini puasa tidak hanya dikaji menurut kaidah hukum Islam saja tetapi ibadah puasa juga dikaji dalam berbagai profesi keilmuan khususnya pada bidang ilmu kedokteran dan psikologi dalam rangka menggali hikmah yang terkandung di dalamnya. Dalam bebrbagai penelitian dan eksperimen yang dilaksanakan tentang ibahad puasa telah terbukti bahwa puasa itu sangat besar pengaruhnya bagi kesehatan fisik dan psikis manusia bahkan telah terbukti bahwa puasa itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, mag dan penyakit kronis lainnya. Karena itu benarlah apa yang disabdakan oleh Rasul :

”Berpuasalah kamu niscaya kamu akan menjadi sehat”
Dan saat ini kita sedang menjalani ibadah puasa yang berarti kita sedang menjalani proses penyembuhan berbagai penyakit baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani melalui suatu terapi yang dirancang khusus oleh raja dari segala raja, dokter dari segala dokter yaitu sang Khalik yang menguasai alam semesta ini yaitu Allah SWT. Selama satu bulan kita diopname dalam sebuah RS khusus yang diunamakan RS Ramadhan. Jika RS biasa melakukan terapi dengan menggunakan obat, jarum suntik, lat infus, alat transfusi darah tetapi alat yang digunakan dalan RS ini tidak berwujud dan tidak dapat dilihat atau dipegang tetapi hanya dapat dirasakan yaitu terapi Shaum(puasa) yaitu tidak makan dan tidak minum selama 12 jam. Dengan terapi ini maka segala racun, kotoran dan lemak-lemak yang berlebihan akan terkikis dan segala organ yang ada dalam tubuh kita akan berfungsi kembali secara normal setelah puasa.
Di samping itu puasa juga mendidik kita agar menjadi manusia yang sabar, jujur, disiplin, berjiwa kasih sayang, memiliki semangat juang yang tinggi yang harus kita refleksikan dalam kehidupan kita sehari-hari sepanjang hayat kita. Jadi berpuasa itu pada hakikatnya adalah puasa sepanjang hayat kita.
Mudah-mudahan kita dapat menjalankannya dengan sebaik-baiknya
Begitulah Allah dan Rasulnya mendidik kita. Begitulah Islam mengatur kehidupan manusia agar manusia berbahagia di dunia dan di akhirat.
Islam adalah agama yang rasional yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Islam adalah agama yang realistis bukan dogmatis/doktrin/pemaksaan pemikiran manusia.
Islam adalah satu-satunya agama yang mengatur kehidupan manusia sejak lahir sampai wafat.
Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi seluruh ummat manusia.
Islam adalah agama yang tinggi dan tidak ada yang dapat menandinginya.
Islam is way of life
Islam is universal religion
Islam is diffuse light every where.
QS Ali Imran 19,83,85 dan QS Albaqoroh 208.

REFLEKSI MAULID NABI

Pada saat ini kita masih dalam suasana memperingati kelahiran nabi besar Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Memperingati maulid adalah wujud rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW.


“Tidak beriman diantara kamu jika kamu tidak mencintai aku melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, kepada anaknya dan kepada kedua orangtuanya dan kepada semua manusia”.

Bagaimana cara kita mencintai nabi? Rasulullah bersabda :


“Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka sesungguhnya ia telah mencintai aku dan barangsiapa yang mencintai aku maka ia akan bersamaku di dalam surga”.

Mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya. Amiin.
Mencintai Rasulullah bukan sekedar diucapkan dengan kata-kata, bukan sekedar diceritakan di mana-mana, tetapi bagaimana kita melaksanakan apa diajarkan oleh beliau, dan bagaimana kita mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan bagaimana kita menjalankan peraturan yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Jangan sampai kita hanya mengaku cinta kepada nabi tetapi kita tidak mau melaksnakan apa yang diajarka oleh nabi. Kita mengaku cinta kepada nabi tetapi kita membenci hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang dibawa oleh nabi. Inilah yang terjadi sekarang ini. Banyak orang yang mengakui kerasulan nabi, banyak orang yang mengaku beragama dengan agama yang dibawa oleh nabi tetapi ia enggan melaksanakan syariat yang dibawa oleh nabi dan ia enggan melaksanakan aturan-aturan dan hukum-hukum yang dibawa oleh nabi bahkan mereka benci dan sinis jika ada orang yang melaksakan peraturan-praturan dan hukum-hukum Islam dan mereka lebih suka melaksanakan peraturan-peraturan yang berdasarkan keinginannya sendiri. QS :

“Jika manusia mengikuti kebenaran berdasarkan keinginannya sendiri maka akan binasalah seluruh langit dan bumi serta apa yang ada di dalmnya”.

Adalah suatu kemustahilan jika kita ingin selamat tetapi tidak mau melaksanakan jalan keselamatan. Sebuah syair Arab menyatakan :

“Kau inginkan keselmata tetapi kau tidak mau melaknsakana jalan keselamatan itu. Sesunguhynya kapal air itu didak bisa berjalan di daratan”.

Oleh karena itu jika kita ingin selamat marilah kita mengamalkan apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW yaitu AL-quran dan Hadits.

”Aku tinggalkan kepadamu dua macam yang jika kamu berpegang kepada keduanya kamu tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Al-quran dan Sunnah Rasul”

Sudahkah kita mencintai Rasulullah melebihi cinta kita kepada apa pun?
Sudahkah kita melaksanakan apa yang diajarkan oleh Rasulullah?
Sudah berapa banyak Al-quran dan Hadits yang kita amalkan?
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

Mudah-mudahan kita menjadi orang yang setia kepada Allah dan Rasulnya.

“Katakanlah jika kamu mengaku cinta kepadaku maka ikutilah aku hiscaya Allah akan mencintai kamu dan akan mengampuni dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”

NILAI-NILAI IBADAH HAJI

Saat ini saudara-saudara kita kaum muslimin di seluruh dunia sedang berkumpul di Makkah untuk melaksanakan ibadah haji yang puncaknya nanti pada hari ke 9 Zulhijjah yaitu wuquf di Arafah. Bersyukurlah mereka yang pada tahun ini bisa melaksanakannya dan kita semua berdoa semoga kita dapat melaksanaknnya pada tahun yang akan datang. Amiin.

Kewajiban haji didasarkan pada firman Allah QS ; Ali Imran 92

”dan hendaklah manusia melaksanakn haji karena Allah bagi mereka yang mampu melaksanaknnya”
Ayat iani diawali dengan kata ”Lillah” yang berarti bahwa haji itu harus benar-benar diniatkan karena Allah bukan karena yang lain. Kemudian ayat ini diakhiri dengan kata ”Manistatoa ilaihi sabilaa”
Yang berarti bahwa haji itu hanya diwajibkan bagi orang yang mampu melaksnakannya baik mampu secara fisik maupun mampu hartanya. Apabila tidak mampu maka tidaklah wajib mengerjakannya. Tetapi jika ada yang mampu tetapi tidak mengerjakannnya maka Allah mengancamnya dengan ancaman yang sangat keras. Sebagaimana sabda nabi :
”Barangsaiapa yang tidak terhalang oleh kebutiuhan yang mendesak atau oleh penyakit yang berat atau terhalang oleh pemimpin yng zalim tetapi ia tidak melaksanakan haji maka jika ia mati ia tinggal memilih mati Yahudi atau Nasarani’ artinya matinya itu dinilai tidak Islam. Nauzubillah.
Karena pada kenyataannya banyak orang yang mampu tetapi tidak mau melaksanakannya dengan bermacam-macam alasan :
- Ada yang beralasan karena takut
- Ada yang beralasan karena belum panggilan
- Ada yang beralasan belum sempat dsb.
Alasan-alasan itu semua tidak masuk akal karena Allah telah memanggilnya melalui lidah nabi Ibrahim AS. Qs Alhaj 27

Nabi Ibrahim sudah memanggil kita semua tinggal kita mau atau tidak melaksanakan panggilan itu. Karena panggilan itu sebenarnya adalah panggilan Allag SWT yang berlaku sepanjang masa sampai hari kiamat.
Kenapa kita diperintahkan haji ?
- Haji adalah panggilan rohani untuk meninggalkan dunia
- Haji adalah merupakan latihan untuk menghadap Allah SWT karena dalam melaksanakan ibadah haji kita tidak boleh memakai apa-apa kecuali dua helai kain ihram. Ini adalan suatu gambaran kiita menghadap Allah SWT. Ketika nanti kita menghadap Allah kita tidak membawa apa-apa kecuali amal kita (takwa).
Dalam ibadah haji juga terdapat banyak sekali hikmah lainnya daintaranya ialah ketika kita tawaf kita mengelilingi kabah. Ini adalah suatu gambratan bahwa kita kharus selalu berada di jalan yang benar tidak boleh menyimpang dari ketentuan Allah. Begitu pula dalam kita melaksanakn sai ini adalah suatu gambaran bahwa kita harus selalu berusaha untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhira. Kita tidak boleh berdiam diri. Begitu pula dalam melaksanakan jumrah (melontar) ini adalah suatu gambaran bahwa kita harus selalu menentang segala bentuk kemaksaiatan dan sifat sifat kebinatangan sari diri kita. Dan masih banyk lahi pelajaran yang bisa kita ambil dari pelaksaann ibadah hai. Semoga kita dapat mengambilnya. amiin

MUHASABAH

MUHASABAH

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat allah Rabbul alamin, Pencipta dan penguasa alam semesta yang di tangannya tergenggam segala kekuatan dan kekuasaan yang atelah memberikan kenikmatan yang tak terhingga baik nikmat yang kita minta maupun yang tidak kita minta. QS Ibrahim 34
Solawat serta salam kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah berjuang dengan harta tenaga dan pikiran serta tetesan darah sehingga Islam tersebar ke seluruh dunia yang akhirnya sampai ke tangan kita.
Selaku khatib yang daif perkenenkanlah saya menyeruykan kepada diri saya khususnya dan kepada kaum muslimin pada umumnya marilahg kita meningkatkan iman dan takwa kita dengan sebenar-benar takwa dan marilah kita berpegang teguh kepada islam ini sampai kahir hayatkita agar kita kembali menghadap Allah dalam keadaaan m,uslim. Qs Ali imran 102
Perjalanan waktu begitu cepat seakan berlari meninggalkan kita dan tanpa kita sadari ikini kita telah berada di hari keempat bulan januari 2008 dalam perhitungan tahun masehi/miladiyah. Dalam waktu yang bersamaan kita berada di hari ke 25 bulan zulhijjah 1428 H bulan yang terakhir dalam perhitungan tahun Islam. Syair arab mengatakan ;
Tahun bertambah dan umur berkurang
Dengan bertambahnya tahun berarti jatah hidup kita menjadi semakin berkurang dan akan terus berkurang sampai datang ajal kita. Jadi hidup yang sedangt kita kjalani saat in i adalah sisa umur kita yang diberikan oleh allah. Perjalanan kita menuju harti kematian akan semakin sdekat dan semakin dekat. Oleh karena itu semakin bertambahnya tahun hendaknya kita semakin dekat kepada Allah SWT bukan sebaliknya seperti yang kita saksikan beberapa hari yang sebuah potret bangsa kita yang notabena mayoritas muslim ketika menyambut tahun baru dengan berbagai kegiatan yang sangat bertenmtangan dengan nilai nilai islam.Mereka berpesta pora, berjoget2,berjingkarak2,mengadakan pertunjukan seni yang sangat tidak islami dan menghabiskan dana jutaan bahjkan milyaran rupiah. Sementara di daerah lain ribuan saudara kita hidup menderita akibat banjir, longsor kecelakaan dsb. Sungguh sangta ironis dan tak punya hati nurani. Hal itu menunjukkan betapa parahnya krisis yang sedang melanda bangsa ini. Bukan krisis ekonomi tetapi yang jauh lebih berbahaya adalah krisis iman dan akhlak yang menjadi sumber dari krisis2 lain. Karena krisis iman dan kahlak inilah yang menimbulkan krisisi2 yang yang lain yang menyebabkan diturunkannya bencana /musibah oleh Allah SWT terhadap bangsa kita yang datang sosilih berganti/bertubi-tubi. QS


Mengapa terjadi krisis iman dan kahlah ? Karena manusia lupa kepada allah SWT. QS : 95.
Sunnguh kami jadikan untuk mengisi nneraka jahannam itu terdiri dari iin dan manusia. Mereka mempunyain hati tetapi dst

Oleh karena itu marilah kita selalu menginagat allah agar allah juga ingat kepada kita. Qs :
Dan marilah kita memanfaatkan sisia umur kita ini untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya untukm m neghhadap Allah SWT dan marilah kita bermuhasabah (berintrospeksi) menghitung-hitung diri kita berapa banyak amal yang te;lah kita persiapkan untuk mengadap Allah SWT. Ibnu Umar berkata :
”hitungkah dirimu ebelum dihitung oleh Allah dan timbanglah dirimu sebelum ditimbang oleh Allah SWT. QS Alhasr 18