Senin, 07 November 2011

ESENSI IBADAH HAJI


ESENSI IBADAH HAJI
Di bulan ini sebagian saudara-saudara kita yang mendapat panggilan Allah untuk melaksanakan ibadah haji telah mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah yang istimewa ini yang puncaknya nanti pada tanggal 9 Zulhijjah yaitu wuquf di Arafah. Ibadah haji merupakan ibadah yang istimewa karena merupakan gabungan antara iabadah badaniyah, qalbiyah dan maliyah. Karena itulah Allah mewajibkan ibadah haji hanya bagi orang yang mampu untuk melaksanakannya. .
Kewajiban haji didasarkan pada firman Allah QS ; Ali Imran 92

                                                         
”dan hendaklah manusia melaksanakn haji karena Allah bagi mereka yang mampu melaksanaknnya”

Ayat ini diawali dengan kata ”Lillah” yang berarti bahwa haji itu harus benar-benar diniatkan ibadah karena Allah bukan karena yang lain. Jangan ada niat lain yang dapat memalingkan kita daripada niatan karena Allah.
Kemudian ayat ini diakhiri dengan kata ”Manistato’a ilaihi sabilaa” yang berarti bahwa haji itu hanya diwajibkan bagi orang yang mampu melaksnakannya baik mampu fisiknya maupun hartanya. Dan kewajiban haji hanya satu kali seumur hidup. Inilah bukti keagungan Islam dan bukti keadilan Allah SWT. Alangkah beratnya jika haji diwajibkan setiap tahun. Karena itu Allah memberikan balasan yang besar bagi orang yang melaksanakan ibadah haji dengan sempurna. Sabda nabi :

”Barangsiapa yang melaksanakan haji dengan tidak rafats dan fasik maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”
”Barangsiapa yang melaksanakan haji dengan tidak rafats dan tidak fasik maka kembali bersih sebagaimana ketika baru dilahirkan ibunya”

Tetapi jika ada yang mampu tetapi tidak mengerjakannnya maka Allah mengancamnya dengan ancaman yang sangat keras. Sebagaimana sabda nabi :


”Barangsiapa yang punya kemampuan untuk berhaji tapi tidak mau melaksanakannya maka boleh pilih mati secara Yahudi atau Nasrani”



”Barangsaiapa yang tidak terhalang oleh kebutuhan yang mendesak atau oleh penyakit yang berat atau terhalang oleh pemimpin yang zalim tetapi ia tidak melaksanakan haji maka jika ia mati ia tinggal memilih mati Yahudi atau Nasarani”

Artinya matinya itu dinilai tidak Islam. Nauzubillah.
Oleh karena itu jika kita telah mampu melaksanakan haji maka segeralah berhaji jangan sampai kita meninggal belum sempat berhaji padahal kita mampu.
Padahal Allah telah memanggil kita semua melalui nabi Ibrahim AS ribuan tahun yang lalu yang diabadikan dalam  Qs Alhaj : 27


”Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus  yang datang dari segenap penjuru yang jauh”

Nabi Ibrahim sudah memanggil kita semua tinggal kita mau atau tidak melaksanakannya. Karena panggilan itu sebenarnya adalah panggilan Allah SWT yang ditujukan kepada seluruh manusia di dunia ini yang berlaku tetap sepanjang masa sampai datang hari kiamat. Alangkah beruntung mereka yang pada tahun ini menjadi tamu Allah atau mendapat undangan Allah, raja dri segala raja menjadi DUYUFURRAHMAN (Tamu Allah yang bersifat Arrahmaan)

Esensi ibadah haji adalah gambaran kehidupan akhirat (miniatur akhirat) dan merupakan latihan untuk menghadap Allah SWT.
Ketika kita melaksanakan wukuf di Arafah kita hanya memakai helai kain ihram berwarna putih. Ini menggambarkan suasana padang mahsyar dan ketika nanti kita menghadap Allah kita tidak membawa apa-apa kecuali membawa amal kita. Dengan pakaian ihram, ini menggambarkan kematian dan persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT.

Dalam ibadah haji juga terdapat banyak sekali hikmah atau pelajaran, diantaranya ialah ketika kita tawaf mengelilingi kabah. Ini adalah suatu pelajaran bahwa kita harus selalu bekerja sesuai dengan aturan Allah SWT dan berada di jalan yang benar tidak boleh menyimpang dari ketentuan Allah.
Begitu pula dalam kita melaksanakn sa’i yaitu berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah, ini adalah pelajaran bagi kita bahwa kita harus selalu terus menerus berusaha/tidak boleh berdiam diri untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Begitu pula dalam melaksanakan jumrah (melontar) ini adalah pelajaran bahwa kita harus selalu menentang segala bentuk kemaksaiatan dan sifat sifat kebinatangan sari diri kita. Dan masih banyak lagi pelajaran yang bisa kita ambil dari pelaksaann ibadah haji. Semoga kita dapat mengambilnya. amiin
Jika semua ini diterapkan dalam kehidupan nyata pasti kita akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan pasti akan memperoleh haji yang mabrur yang telah dijanjikan oleh Allah melalui hadits Rasulullah SAW.

”Haji yang mabrur, tidak ada balasan kecuali surga”

Senin, 26 September 2011

MENJADI UMMAT TERBAIK كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. Qs. Ali Imran 110 Dalam ayat di atas di tegaskan bahwa umat Islam merupakan umat yang terbaik (khairu ummah). Ini artinya umat Islam seharusnya menjadi umat yang terdepan, umat yang menjadi teladan bagi umat lain, umatyang unggul di segala bidang kehidupan, umat yang sukses baik di dunia maupun di akhirat. Seperti doa yang selalu kita ucapkan : Qs :2 : 201 وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" Bukan hanya bahagia menjadi penghuni surga di akhirat tetapi di dunia pun mestinya hidup sukses dan bahagia di dunia. Dan negaranya pun menjadi Negara yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan bathin seperti yang digambarkan oleh Allah SWT Qs Saba :15 كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". Namun faktanya tidak demikian, yang terjadi adalah justru sebaliknya/sangat paradoks. Kini umat Islam yang mayoritas di negeri ini pada umumnya hidup terpuruk dan tertinggal dalam segala bidang kehidupan baik ekonomi, sosial, iptek maupun politik. Negara kita yang mayoritas muslim ini masih berstatus sebagai Negara berkembang dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang cukup tinggi serta daya saing ekonomi yang sangat rendah. Kekayaan alamnya yang berlimpah ruah lebih banyak dicuri, dikuras dan dikuasai oleh bangsa lain. Demikian pula industri-industri besar dikuasai kaum kapital yang hanya memanfaatkan tenaga kerja kita yang dibayar sangat murah sementara tenaga mereka diperas sepanjang hari. Sementara produk-produk asing membanjiri pasar domestik kita yang membuat bangsa kita menjadi masyarakat konsumtif dan sangat tergantung kepada bangsa lain yang notabene Negara-negara non muslim. Pertanyaannya adalah kenapa hal itu bisa terjadi? Apa yang menyebabkan terjadinya keterpurukan kaum muslimin di Indonesia? Yang pasti bukan Islam yang salah atau bukan Allah tidak memenuhi janjinya. Tetapi kita sendiri yang salah, kita sendiri yang tidak mau menjalankan Islam secara benar dan secara kaaffah (menyeluruh) sebagaimana yang diperintahkan oleh Alla Qs. 2 : 208 : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam agama Islam secara kaaffah (menyeluruh) dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan karena sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu” Allah SWT juga menegaskan bahwa Islam adalah system hidup yang sempurna. Qs. Al-maidah : 3: الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Mayoritas umat Islam meninggalkan agamanya. Agama hanya dijadikan symbol atau identitas pribadi. Takwa hanya sebatas ucapan bahkan berada pada titik nadir sehingga berdasarkan penelitian dan survey tahun 2010 di 33 propinsi di Indonesia umat Islam yang melaksnakan sholat tidak lebih dri 30 % pada hal sholat adalah tiang agama. Di samping itu mayoritas umat Islam meninggalkan prinsip-prinsip agamanya sendiri seperti kewjiban menuntut ilmu pengetahuan dan mengembangkan teknologi. Islam mewajibkan kita belajar dan mengembangkan teknologi tetapi mayoritas umat Islam meninggalkannya. Islam mengajarkan agar kita membina persatuan dan kesatuan dan ukhuwah islamiyah tetapi yang terjadi adalah perpecahan dan pertikaian. Islam mengajarkan agar kita menegakkan amar ma’ruf nahi munkar tetapi yang terjadi adalah membiarkan kerusakan yang terjadi bahkan ikut-ikutan menjalankan kemaksiatan secara masal. Islam mengajarkan agar kita mengembangkan ekonomi perdagangan dan kewirausahaan seperti yang dicontohkan oleh nabi yang menjadi pedagang sebelum menjadi pemimpin tetapi kebanyakan orangtua menginginkan anaknya menjadi pekerja. Islam mengajarkan disiplin dalam segala bidang tetapi yang terjadi adalah tidak disiplin dan masih banyak lagi prinsi-prinsip Islam yang ditinggalkan oleh umat Islam sehingga terjadi keterpurukan dan keterbelakangan dengan umat-umat lain. Oleh karena itu jika kita ingin menjadi umat terbaik di muka bumi ini maka marilah kita kembali kepada Alquran dan sunah. Jika umat Islam menjalankan Islam secara kaffah pasti umat Islam akan mengalami kejayaan seperti pada masa Rasulullah dan masa sahabat-sahabat Rasulullah pada masa keemasan Islam yaitu abad ke-7 s.d. abad ke-15 di mana ketika itu ¾ dunia dikuasai umat Islam sehingga melahirkan tokoh-tokoh dunia dan ilmuan-ilmuan di berbagai bidang kelas dunia seperti Ibnu Sina, Ibnu Rush, alFara, Alkindi, Aljabbar dan lain-lain yang litaeraturnya sampai sekarang dipakai di Negara-negara Barat. Tetapi setelah perlahan-lahan umat Islam meninggalkan agananya setelah terjadi perang salib dan revolusi industry maka kejayaan Islam itu secara perlahan menjadi sirna dan seolah-olah segala macam ilmu pengetahuan dan teknologi itu berasal dari Barat. Allah telah manjanjikan Qs Annur ayat 55 وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَ‌ٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. Pertanyaanya adalah apakah umat Islam sekarang sudah menjadi umat yang terbaik ? namun faktanya, keterpurukan terjadi pada umat Islam, sebagian umat Islam menjadi bulan bulanan orang kafir, kita dijajah baik ekonomi, politik, sumber daya alam dsb, apakah umat Islam sudah meninggalakan aktivitas Amar makruf nahi munkar ? padahal aktivitas dakwah juga banyak dilakukan oleh kaum muslimin ? seperti apakah aktivitas amar makruf nahi munkar yang dapat membuat umat islam menjadi umat yang terbaik

Kamis, 18 Agustus 2011

NUZULUL QURAN DAN PROKLAMASI

NUZULUL QURAN DAN PROKLAMSI
Peringatan nuzulul quran 17 Ramadhan 1432 H kali ini sangat berbeda dengan peringatan nuzulul quran pada tahun-tahun sebelumnya karena kali bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2011 yang merupakan hari yang sangat bersejarah dalam Negara kita yaitu lahirnya Negara kesatuan RI dan bebasnya Negara kita dari belenggu penjajahan. Dengan demikian nuzulul quran dan hari proklamasi mempunyai korelasi yang sangat penting karena keduanya merupakan awal pembebasan manusia dari belenggu kebodohan dan keterbelakangan. Wahyu pertama yang diturunkan yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5 mengajarkan agar manusia membaca yang berarti perintah menuntut ilmu sebagai bekal hidup manusia agar tidak terjajah oleh kebodohan. Proklamasi yang terjadi 66 tahun yang lalu juga terjadi tepat pada tanggal 9 Ramadhan 1364 H dan jatuh pada hari Jumat. Ini bukan kebetulan tapi ini menunjukkan bahwa kemerdekaan itu benar-benar atas anugrah Allah SWT. Karena tepat sekali jika dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-3 dinyatakan : “Atas berkat Rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”
Oleh karena itu marilah kita syukuri kemerdekaan ini dengan mengisinya dengan kerja keras memberantas kebodohan dan keterbelakanan serta kemiskinan yang melanda bangsa kita saat ini. Mari kita bebasrkan diri kita dari kemiskinan dan keterbelakangan. Jangan sampai kita terjajah oleh kebodoan dan keterbelakangan serta kemiskinan. Islam mengajarkan kita agar menjadi orang yang kuat dalam segala hal, baik ekonomi maupun ilmunya.
Semoga Allah memberikan pertolongannya. Amiin

Jumat, 12 Agustus 2011

ESENSI IBADAH PUASA

Qs. Albaqarah : 183-184

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”


أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ
وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١٨٤﴾

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari- hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan , maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”

Hari ini kita sedang merasakan bagaimana rasanya lapar, haus, tidak makan selama 12 jam lebih mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Mungkin yang kita rasakan saat ini tidak seberapa dibandingkan dengan saaudara-saaudara kita nun jauh di sana, di gunung-gunung, di hutan-hutan, di kolong jembatan, di padang pasir yang sepanjang hari tidak menemukan makanan, kecuali seadanya. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun mereka berjuang hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Tetapi kita hanya menahan lapar selama beberapa jam dan beberapa hari selama Ramadhan pada siang hari saja.
Karena itulah sudah selayaknya kita merenung agar tumbuh di hati kita rasa kasih saying, peduli sesama, solidaritas sesame, dan timbul sifat kedermawanan dan berbagi kepada sesame kita.
Itulah diantara keagungan ibadah puasa yang menjadi esensi ibadah puasa yang harus kita wujudkan dalam kehidupan nyata. Kita dididik secara langsung oleh Allah SWT bukan teori tapi praktek langsung. Semua yang menjalankannya akan merasakan baik orang kaya maupun orang miskin, baik pejabat ataupun rakyat jelata, baik orang yang lemah ataupun orang yang lemah.
Karena itulah Allah mewajibkan puasa kepada kita yang mengaku beriman selama satu bulan dalam setahun yaitu pada bulan Ramadhan sebagaimana juga diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita, sebelum ummat nabi Muhammad SAW, nabi Musa, nabi Isa, nabi Ibrahim, nabi Daud dan nabi-nabi lainnya.
Dengan demikian ibadah puasa bukanlah ibadah yang sederhana tetapi ibadah yang sangat special dan sangat khusus sehingga Allah menyatakan dalan sebuah hadits Qudsi : “………………………….Sesungguhnya puasa itu adalah untukku dan akulah yang langsung membalasnya”.
Makna puasa yang disebut SHAUM atau SHIYAM dalam bahasa Arab secara sederhana ialah AL-IMSAAKU ANIL MUFTIRI yang artinya menahan diri darai segala yang dapat membatalkan, seperti makan, minum dan hubungan intim suami istri di siang hari. Tetapi sesungguhnya dibalik makna itu terkandung makna yang sangat luas dan mendalam yaitu menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah dan meninggalkan keburukan sepanjang hayat kita sehingga yang ada adalah kebaikan yang terhimpun dalam diri kita. Itulah yang disebut TAQWA sebagaimana sabda nabi :
“Takwa itu adalah kumpulan atau himpunan kebaikan yang ada dalam diri seseorang”
Diantara sifat orang yang bertakwa adalah orang yang suka menolong sesama baik di waktu senang maupun di waktu susah dan orang yang mampu mengendalikan diri.
Qs. Ali Imraan ; 133-134.
Marilah kita mengukur (menaker) diri kita masing-masing sudah sejauh mana ketakwaan kita dan sudah sampai pada tingkat mana ketakwaan kita kepada Allah, apakah karena kita sudah sholat, puasa, zakat, haji, lantas kita mengabaikan tetangga kita yang hidup dalam kesulitan, kita membiarkan bawahan kita mengalami kesusahan,apakah ketakwaan kita baru sebatas ucapan saja, apakah ketakwaan kita baru sebatas kesalehan pribadi, apakah ketakwaan kita sudah sampai kepada kesalehan sosial, apakah kita mengaku takwa karena kita selalu berzikir sementara kita membiarkan sauda-saudara kita kelaparan, apakah kita mengaku takwa karena kita gemar berjamaah di masjid setiap waktu semenatara kita membiarkan kemaksiatan merajalela di sekitar kita, apakah kita mengaku takwa karena kita suka membaca Alquran sementara kita tidak peduli dengan keadaan masjid yang ada di lingkungan kita, apakah kita mengaku takwa karena kita sudah berdoa setiap hari sementara kita masih suka menyakiti teman kita, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih suka berbohong, apakah kita menagku takwa sementara kita masih suka menghina orang lain, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih gemar melakukan kemaksiatan, apakah kita mengaku takwa sementara pikiran kita masih kotor, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih suka sombong dan angkuh????????????? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Semoga……………………………………..

Kamis, 11 Agustus 2011

ESENSI RAMADHAN



Rasa syukur yang sedalam-dalamnya kita panjatkan ke hadirat Allah Rabbul Alamin yang telah menganugrahkan kenikmatan yang terbesar dalam hidup kita, kenikmatan yang dapat menyelamatkan kita dari dunia hingga akhirat, kenikmatan yang menuntun kita menuju Allah yaitu kenikmatan Iman dan Islam.
Sebagai khatib yang dhaif, izinkanlah saya menyerukan kepada diri saya khususnya dan kepada kaum muslimin umumnya, marilah kita meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan sebanar-benar takwa yaitu dengan bersungguh-sungguh (bermujahadah) melaksanakn perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya. Sungguh takwa adalah satu istilah yang sangat enteng diucapkana tetapi sangat berat melaksanakannya. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan untuk melaksanakannya. Amiin.
Hari ini kita memasuki hari ke-5 Ramadhan, bulan yang agung dan penuh berkah, bulan saat kita berdekatan dengan Allah, bulan saat kita berdampingan dengan Allah, bulan saat kita menahan kesabaran, bulaan saat kita menebar kasih saying, bulan saat kita membersihkan diri dari segala kotoran baik kotoran jasmanai dan kotoran rohani. Sabda nabi :
“Ramadahan ke Ramadhan berikutnya adalah menjadi penebus dosa diantara keduanya, jika dosa-dosa besar ditinggalkan”
Satu tahun setelah Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan, Rasulullah berkhutbah di depan para sahabatnya :
“Wahai sekalian manusia, sungguh telah datang menaungi kamu bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan, bulan yang di dalamnya terdapat satu kewajiban istimewa yaitu ibadah puasa yang tidak ada pada bulan-bulan lain dan ada ibadah sunnah yang tidak ada di bbulan lain yaitu tarawih, Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan atau amal-amal sunnah maka nilainya sama dengan melaksanakan ibadah wajib pada bulan-bulan lain dan barangsaiapa yang mengerjakan ibadah wajib pada bulan Ramadhan maka sama nilainya dengan mengerjakan tujuh puluh ibadah fardu padaa bulan-bulan lain. Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kesabaran itu balasannya adalah surge. Bulan Ramadahn adalah bulan saat menebar kasih saying, bulan saat kita bertolong-menolong dan bulan ditambahkannya rizki kepada orang-orang mukmin. Barangsiapa yang memberi makan berbuka bagi orang yang sedang berpuasa maka hal itu dapat mengampuni dosa-dosanya dan dapat membebaskannya dari api neraka dan dia akan memperoleh pahala sama dengan pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa berkurang sedikit pun”
Begitulan sabda nabi yang sangat jelas dan terang-benderang, tinggal bagaimana kita melaksanakannya. Oleh karena itu marilah kita bersungguh-sungguh melaksanakan agenda Ramadhan dengan sebaik-baiknya untuk menggapai kemenangan yang hakiki yaitu TAQWA. Kita tidak akan dapat meraih kemenangan hakiki tanpa melalui proses puasa seperti sedang kita laksanakan pada hari ini . Marilah kita mengaplikasikan nilai-nilai ibadah puasa dalam kehidupan nyata agar kita dapat menjalani hidup ini dengan benar sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunnah Rasul, benar dalan ucapan, benar dalam perbuatan dan benar pula dalam pikiran.
Semoga kita dapat melaksanakannya. Amiin. Qs. Asshaff :10

Senin, 01 Agustus 2011

MARHABAN YAA RAMADHAAN

مرحــــــــــــــــــــــــــــــبا يارمضـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــان
Selamat datang ramadhan.
“Sungguh telah datang menaungi kamu bulan yang agung dan berkah, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang di dalamnya ada kewajiban puasa dan tarawih yang disunnahkan. Barangsiapa yang melakukan amal kebajikan yang sunnah di bulan itu maka Allah menilainya seperti mengerjakan ibadah yang wajib pada bulan-bulan lain dan barangsiapa yang melaksanakan ibadah yang wajib maka Allah mencatatnya sama dengan mengerjakan tujuh puluh ibadah wajib pada bulan-bulan lainnya. Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kesabaran balasannya adalah surge dan bulan saat kita bertolong-menolong dan barangsiapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa maka sungguh Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan Allah akan membebaskannya dari api neraka dan akan memperoleh pahala sama dengan pahala orang yang berpuasa tersebut dengan tidak berkurang sedikit pun.” (Hadits)
Bulan yang agung dan berkah bernama Ramadhan yang kita rindukan sejak dua bulan yang lalu kini telah datang menghampiri kita. Tetapi tidak semua orang menyikapinya dengan positif, ada orang yang menyikapi kedatangan Ramadhan dengan biasa-biasa saja karena mereka menganggap Ramadhan itu tida ada bedanya dengan bulan-bulan lainnya sehingga tidak ada perubahan sama sekali dalam dirinya bahkan ada pula orang yang menyikapinya dengan penuh kekecewaan dan perasaan sinis dengan kedatangan Ramadhan karena mereka menganggap Ramadhan adaalah suatu beban berat yang harus dipikulnya sehingga Ramadhan menjadi sesuatu yang menakutkan baginya.
Bagi orang yang beriman, Ramadhan adalah satu bulan yang sangat dinantikan dan dirindukan sejak dua bulan sebelumnya sesuai dengan do’a yang diucapkannya :
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”
Karena itu mereka menyambutnya dengan penuh sukacita dan penuh rasa sesang dan gembira. Kegembiraan mereka bukan lantaran dunia seperti halnya anak-anak. Tetapi kegembiiraan merekaa lantaran dengan masuknya Ramadahan berarti kesempatan besar diberikan oleh Allah untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaiman sabda nabi :
“Ramadhan ke Ramadhaan berkutnya adalah sebagai penghapus dosa jika do-dosa besar ditinggalkan”
Bagaimana dengan kita? Jawabannya ada pada diri kitamasing-masing.
Berbagai pahala terhampar di depan kita jika kita mau mendapatkannya. Mulai hari ini kita menjalani proses pelatihan dan penempaat fisik dan mental untuk menjadi manusia baru yang lebih berkualitas dan mulai hari ini pula kita menjalani proses reaktualisasi diri melalui berbagai ibadah yang kita lakukan selama satu bulan terutama ibadah puasa. Puasa Ramadhan adalah ibadah khusus yang diperintahkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman untuk membentuk manusia yang bertakwa. QS. 3:183.
Setidaknya ada sepuluh agenda Ramadhan yang dapat kita lakukan guna menyempurnakan ibadah kita yaitu :
1. Shaum Ramadhan yang merupakan kewajiban bagi setiap mukmin dan mukminah
2. Slalat tarawih yangmenjadi bagian langsung dari puasa dan tidak kalah pentingnya dengan ibadah puasa.
3. Sodaqoh merupakan pelengkap ibadah puasa yang seharusnya ditingkatkan selama bulan Ramadhan.
4. Tadarrus Alquran yang selama ini sering kita abaikan karena sibuk dengan urusan dunia
5. Tadabbur Alqur’an sebagai upaya untuk memahami dan mendalami Alqur’an
6. Memperbanyak do’a dan istighfar kepada Allah Azza Wazalla atas segala dosa dan kesalahan kita dan mohon dipenuhi segala kebutuhan kita untuk meraih kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.
7. Memperbanyak zikir sebagai upaya untuk meningat Allah dan membersihkan diri
8. Meningkatkan silaturrahim kepada sesame saudara kita kaum muslimin dan muslimat baik yang dekaat maupun yang jauh
9. Beri’tikap pada sepuluh hari terakhir Ramadhan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
10. Meningkatkan kinerja kita sesuai dengan profesi kita masing-masing dengan niat ibadah kepadaa Allah SWT
Sungguh merupakan keberuntungan yang sangat besar jika kita bisa melaksanakan agenda-agenda Ramadahan dengan penuh keimanan dan semata-mata mengharap Ridha Allah SWT. Semoga Allah mengampuni segala dosa kita sebagaimana bayi yang baru dilahirkan. Amiin.

TARHIB RAMADHAN

Istilah Tarhib Ramadhan sudah menjadi akrab di hati ummat Islam Indonesia. Setiap tahun menjelang datangnya bulan suci Ramadhan ummat menghadiri kegiatan bernama Tarhib Ramadhan. Kata tarhib berasal dari akar kata yang sama yang membentuk kata Marhaban. Sedangkan marhaban artinya selamat datang atau welcome. Maka Tarhib Ramadhan berarti Selamat Datang Ramadhan atau Welcome Ramadhan.
Seorang muslim perlu membangun sikap positif dalam menyambut kedatangan bulan istimewa Ramadhan. Bahkan berdasarkan sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam biasanya sejak dua bulan sebelum datang Ramadhan sudah mengajukan doa kepada Allah ta’aala dalam rangka Tarhib Ramadhan atau welcoming Ramadhan.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ
Adalah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam apabila memasuki bulan Rajab berdoa: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan berkahilah kami di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad 2228)
Rajab, Sya’ban dan Ramadhan merupakan bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan dari sistem kalender Hijriyah Ummat Islam. Hadits di atas seolah mengisyaratkan bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam punya kebiasaan menyambut kedatangan Ramadhan bahkan dua bulan sebelum ia tiba. Artinya, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin menggambarkan betapa istimewanya Ramadhan sehingga dua bulan sebelumnya sepatutnya seorang Muslim sudah mulai mengkondisikan diri menyambut Ramadhan lewat do’a seperti di atas.
Mengapa Ramadhan dipandang sebagai bulan istimewa? Coba perhatikan beberapa hadits di bawah ini:
حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ
رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu katanya: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Syurga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR Muslim 1793)
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah berkata: “Ada kemungkinan yang dimaksud adalah makna yang sebenarnya, dan yang demikian itu merupakan tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadhan, penghormatan terhadapnya serta dicegahnya syetan untuk mengganggu kaum muslimin. Ada pula kemungkinan ini merupakan isyarat akan banyaknya pahala serta pengampunan dan berkurangnya gangguan syetan, sehingga mereka seperti orang-orang yang terbelenggu.”
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah melanjutkan bahwa kemungkinan yang dimaksud dengan ”pintu-pintu surga dibuka” adalah ungkapan bentuk-bentuk ketaatan yang Allah ta’aala buka untuk hamba-hambaNya, dan yang demikian itu merupakan sebab-sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Sedangkan yang dimaksud dengan ”pintu-pintu nerkaka ditutup” adalah ungkapan akan dipalingkannya keinginan untuk mengerjakan kemaksiatan yang menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Adapun kalimat ”syetan dibelenggu” merupakan ungkapan ketidakmampuan mereka untuk membuat tipu daya dan menghiasi syahwat.”
Jika demikian, mengapa kita masih melihat kejahatan dan maksiat di bulan Ramadhan? Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan: ”…kemaksiatan itu disebabkan oleh sejumlah faktor selain syetan: seperti jiwa yang buruk, kebiasaan tidak baik dan syetan dari jenis manusia.”
Oleh karenanya, seberapa besar kebaikan akan diperoleh seseorang sangat bergantung kepada bagaimana orang itu sendiri menyikapi dan menyambut kedatangan Ramadhan. Bila ia sikapi dan sambut Ramadhan dengan suka cita, insyaAllah Ramadhan akan menjadi pembuka rahmat Allah ta’aala dan pintu surga baginya.
Namun sebaliknya bila ia masih saja tidak peduli dengan kesucian Ramadhan maka jangan harap ia akan bisa memperoleh kebaikan darinya. Sangat mungkin ia malah menjadi orang yang penuh kegusaran di bulan Ramadhan. Sebuah rasa gusar yang menghasilkan penyesalan di saat api neraka sudah terlihat di depan matanya.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ
صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ
مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan para syaithan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pintu-pintu neraka ditutup dan tak satupun yang dibuka dan pintu-pintu surga dibuka dan tak satupun yang ditutup. Lalu ada penyeru yang menyerukan: ”Wahai para pencari kebaikan, sambutlah (songsonglah) dan wahai para pencari kejahatan, tolaklah (hindarilah).” Dan Allah ta’aala memiliki perisai dari api neraka. Dan yang demikian terjadi setiap malam.” (HR Tirmidzi 618)
Saudaraku, marilah kita memohon kepada Allah ta’aala agar memasukkan kita ke dalam golongan para pencari kebaikan di dalam bulan Ramadhan, bahkan sepanjang hayat. Marilah kita berdoa semoga Allah ta’aala jauhkan kita dari masuk ke dalam golongan pencari kejahatan di bulan Ramadhan apalagi seumur hidup. “Ya Allah, berkahilah kami dalam sisa bulan Sya’ban ini dan berkahilah kami di bulan Ramadhan.” Amin, ya Rabb.-

NILAI-NILAI IBADAH PUASA

Tasyakur dan wasiat taqwa.
Perintah puasa yang sedang kita jalani saat ini memiliki sejarah yang sangat panjang sepanjang sejarah kehidupan manusia karena puasa sesungguhnya sudah dikenal dalam sejarah manusia-manusia beragama terdahulu yang tidak hanya dikenal pada masa kerasulan nabi Muhammad SAW tetapi juga sudah dikenal oleh ummat-ummat sebelum nabi Muhammad SAW meskipun kaifiyat dan bentuknya berbeda tetapi intinya adalah sama yaitu membentuk manusia yang bertakwa sebagai puncak kesempurnaan manusia.
Inilah yang difrirmankan oleh allah SW QS : 2 : 183


”Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan oleh orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Puasa bukanlah tradisi manusia seperti yang dilakukan oleh orang-orang di luar Islam tetap puasa adalah syariat yang ditetapkan oleh Allah yang harus didasri oleh iman kepada Allah SWT dan bertujuan hanya semata-mata mengharapkan keridhaan Allah SWT. Sabda nabi :


”Barangsiapa yang berpuasa atas dasar iman dan mengharapkan keridhaan Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Pada era teknologi sekarang ini puasa tidak hanya dikaji menurut kaidah hukum Islam saja tetapi ibadah puasa juga dikaji dalam berbagai profesi keilmuan khususnya pada bidang ilmu kedokteran dan psikologi dalam rangka menggali hikmah yang terkandung di dalamnya. Dalam bebrbagai penelitian dan eksperimen yang dilaksanakan tentang ibahad puasa telah terbukti bahwa puasa itu sangat besar pengaruhnya bagi kesehatan fisik dan psikis manusia bahkan telah terbukti bahwa puasa itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, mag dan penyakit kronis lainnya. Karena itu benarlah apa yang disabdakan oleh Rasul :

”Berpuasalah kamu niscaya kamu akan menjadi sehat”
Dan saat ini kita sedang menjalani ibadah puasa yang berarti kita sedang menjalani proses penyembuhan berbagai penyakit baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani melalui suatu terapi yang dirancang khusus oleh raja dari segala raja, dokter dari segala dokter yaitu sang Khalik yang menguasai alam semesta ini yaitu Allah SWT. Selama satu bulan kita diopname dalam sebuah RS khusus yang diunamakan RS Ramadhan. Jika RS biasa melakukan terapi dengan menggunakan obat, jarum suntik, lat infus, alat transfusi darah tetapi alat yang digunakan dalan RS ini tidak berwujud dan tidak dapat dilihat atau dipegang tetapi hanya dapat dirasakan yaitu terapi Shaum(puasa) yaitu tidak makan dan tidak minum selama 12 jam. Dengan terapi ini maka segala racun, kotoran dan lemak-lemak yang berlebihan akan terkikis dan segala organ yang ada dalam tubuh kita akan berfungsi kembali secara normal setelah puasa.
Di samping itu puasa juga mendidik kita agar menjadi manusia yang sabar, jujur, disiplin, berjiwa kasih sayang, memiliki semangat juang yang tinggi yang harus kita refleksikan dalam kehidupan kita sehari-hari sepanjang hayat kita. Jadi berpuasa itu pada hakikatnya adalah puasa sepanjang hayat kita.
Mudah-mudahan kita dapat menjalankannya dengan sebaik-baiknya
Begitulah Allah dan Rasulnya mendidik kita. Begitulah Islam mengatur kehidupan manusia agar manusia berbahagia di dunia dan di akhirat.
Islam adalah agama yang rasional yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Islam adalah agama yang realistis bukan dogmatis/doktrin/pemaksaan pemikiran manusia.
Islam adalah satu-satunya agama yang mengatur kehidupan manusia sejak lahir sampai wafat.
Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi seluruh ummat manusia.
Islam adalah agama yang tinggi dan tidak ada yang dapat menandinginya.
Islam is way of life
Islam is universal religion
Islam is diffuse light every where.
QS Ali Imran 19,83,85 dan QS Albaqoroh 208.

REFLEKSI MAULID NABI

Pada saat ini kita masih dalam suasana memperingati kelahiran nabi besar Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Memperingati maulid adalah wujud rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW.


“Tidak beriman diantara kamu jika kamu tidak mencintai aku melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, kepada anaknya dan kepada kedua orangtuanya dan kepada semua manusia”.

Bagaimana cara kita mencintai nabi? Rasulullah bersabda :


“Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka sesungguhnya ia telah mencintai aku dan barangsiapa yang mencintai aku maka ia akan bersamaku di dalam surga”.

Mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya. Amiin.
Mencintai Rasulullah bukan sekedar diucapkan dengan kata-kata, bukan sekedar diceritakan di mana-mana, tetapi bagaimana kita melaksanakan apa diajarkan oleh beliau, dan bagaimana kita mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan bagaimana kita menjalankan peraturan yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Jangan sampai kita hanya mengaku cinta kepada nabi tetapi kita tidak mau melaksnakan apa yang diajarka oleh nabi. Kita mengaku cinta kepada nabi tetapi kita membenci hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang dibawa oleh nabi. Inilah yang terjadi sekarang ini. Banyak orang yang mengakui kerasulan nabi, banyak orang yang mengaku beragama dengan agama yang dibawa oleh nabi tetapi ia enggan melaksanakan syariat yang dibawa oleh nabi dan ia enggan melaksanakan aturan-aturan dan hukum-hukum yang dibawa oleh nabi bahkan mereka benci dan sinis jika ada orang yang melaksakan peraturan-praturan dan hukum-hukum Islam dan mereka lebih suka melaksanakan peraturan-peraturan yang berdasarkan keinginannya sendiri. QS :

“Jika manusia mengikuti kebenaran berdasarkan keinginannya sendiri maka akan binasalah seluruh langit dan bumi serta apa yang ada di dalmnya”.

Adalah suatu kemustahilan jika kita ingin selamat tetapi tidak mau melaksanakan jalan keselamatan. Sebuah syair Arab menyatakan :

“Kau inginkan keselmata tetapi kau tidak mau melaknsakana jalan keselamatan itu. Sesunguhynya kapal air itu didak bisa berjalan di daratan”.

Oleh karena itu jika kita ingin selamat marilah kita mengamalkan apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW yaitu AL-quran dan Hadits.

”Aku tinggalkan kepadamu dua macam yang jika kamu berpegang kepada keduanya kamu tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Al-quran dan Sunnah Rasul”

Sudahkah kita mencintai Rasulullah melebihi cinta kita kepada apa pun?
Sudahkah kita melaksanakan apa yang diajarkan oleh Rasulullah?
Sudah berapa banyak Al-quran dan Hadits yang kita amalkan?
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

Mudah-mudahan kita menjadi orang yang setia kepada Allah dan Rasulnya.

“Katakanlah jika kamu mengaku cinta kepadaku maka ikutilah aku hiscaya Allah akan mencintai kamu dan akan mengampuni dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”

NILAI-NILAI IBADAH HAJI

Saat ini saudara-saudara kita kaum muslimin di seluruh dunia sedang berkumpul di Makkah untuk melaksanakan ibadah haji yang puncaknya nanti pada hari ke 9 Zulhijjah yaitu wuquf di Arafah. Bersyukurlah mereka yang pada tahun ini bisa melaksanakannya dan kita semua berdoa semoga kita dapat melaksanaknnya pada tahun yang akan datang. Amiin.

Kewajiban haji didasarkan pada firman Allah QS ; Ali Imran 92

”dan hendaklah manusia melaksanakn haji karena Allah bagi mereka yang mampu melaksanaknnya”
Ayat iani diawali dengan kata ”Lillah” yang berarti bahwa haji itu harus benar-benar diniatkan karena Allah bukan karena yang lain. Kemudian ayat ini diakhiri dengan kata ”Manistatoa ilaihi sabilaa”
Yang berarti bahwa haji itu hanya diwajibkan bagi orang yang mampu melaksnakannya baik mampu secara fisik maupun mampu hartanya. Apabila tidak mampu maka tidaklah wajib mengerjakannya. Tetapi jika ada yang mampu tetapi tidak mengerjakannnya maka Allah mengancamnya dengan ancaman yang sangat keras. Sebagaimana sabda nabi :
”Barangsaiapa yang tidak terhalang oleh kebutiuhan yang mendesak atau oleh penyakit yang berat atau terhalang oleh pemimpin yng zalim tetapi ia tidak melaksanakan haji maka jika ia mati ia tinggal memilih mati Yahudi atau Nasarani’ artinya matinya itu dinilai tidak Islam. Nauzubillah.
Karena pada kenyataannya banyak orang yang mampu tetapi tidak mau melaksanakannya dengan bermacam-macam alasan :
- Ada yang beralasan karena takut
- Ada yang beralasan karena belum panggilan
- Ada yang beralasan belum sempat dsb.
Alasan-alasan itu semua tidak masuk akal karena Allah telah memanggilnya melalui lidah nabi Ibrahim AS. Qs Alhaj 27

Nabi Ibrahim sudah memanggil kita semua tinggal kita mau atau tidak melaksanakan panggilan itu. Karena panggilan itu sebenarnya adalah panggilan Allag SWT yang berlaku sepanjang masa sampai hari kiamat.
Kenapa kita diperintahkan haji ?
- Haji adalah panggilan rohani untuk meninggalkan dunia
- Haji adalah merupakan latihan untuk menghadap Allah SWT karena dalam melaksanakan ibadah haji kita tidak boleh memakai apa-apa kecuali dua helai kain ihram. Ini adalan suatu gambaran kiita menghadap Allah SWT. Ketika nanti kita menghadap Allah kita tidak membawa apa-apa kecuali amal kita (takwa).
Dalam ibadah haji juga terdapat banyak sekali hikmah lainnya daintaranya ialah ketika kita tawaf kita mengelilingi kabah. Ini adalah suatu gambratan bahwa kita kharus selalu berada di jalan yang benar tidak boleh menyimpang dari ketentuan Allah. Begitu pula dalam kita melaksanakn sai ini adalah suatu gambaran bahwa kita harus selalu berusaha untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhira. Kita tidak boleh berdiam diri. Begitu pula dalam melaksanakan jumrah (melontar) ini adalah suatu gambaran bahwa kita harus selalu menentang segala bentuk kemaksaiatan dan sifat sifat kebinatangan sari diri kita. Dan masih banyk lahi pelajaran yang bisa kita ambil dari pelaksaann ibadah hai. Semoga kita dapat mengambilnya. amiin

MUHASABAH

MUHASABAH

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat allah Rabbul alamin, Pencipta dan penguasa alam semesta yang di tangannya tergenggam segala kekuatan dan kekuasaan yang atelah memberikan kenikmatan yang tak terhingga baik nikmat yang kita minta maupun yang tidak kita minta. QS Ibrahim 34
Solawat serta salam kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah berjuang dengan harta tenaga dan pikiran serta tetesan darah sehingga Islam tersebar ke seluruh dunia yang akhirnya sampai ke tangan kita.
Selaku khatib yang daif perkenenkanlah saya menyeruykan kepada diri saya khususnya dan kepada kaum muslimin pada umumnya marilahg kita meningkatkan iman dan takwa kita dengan sebenar-benar takwa dan marilah kita berpegang teguh kepada islam ini sampai kahir hayatkita agar kita kembali menghadap Allah dalam keadaaan m,uslim. Qs Ali imran 102
Perjalanan waktu begitu cepat seakan berlari meninggalkan kita dan tanpa kita sadari ikini kita telah berada di hari keempat bulan januari 2008 dalam perhitungan tahun masehi/miladiyah. Dalam waktu yang bersamaan kita berada di hari ke 25 bulan zulhijjah 1428 H bulan yang terakhir dalam perhitungan tahun Islam. Syair arab mengatakan ;
Tahun bertambah dan umur berkurang
Dengan bertambahnya tahun berarti jatah hidup kita menjadi semakin berkurang dan akan terus berkurang sampai datang ajal kita. Jadi hidup yang sedangt kita kjalani saat in i adalah sisa umur kita yang diberikan oleh allah. Perjalanan kita menuju harti kematian akan semakin sdekat dan semakin dekat. Oleh karena itu semakin bertambahnya tahun hendaknya kita semakin dekat kepada Allah SWT bukan sebaliknya seperti yang kita saksikan beberapa hari yang sebuah potret bangsa kita yang notabena mayoritas muslim ketika menyambut tahun baru dengan berbagai kegiatan yang sangat bertenmtangan dengan nilai nilai islam.Mereka berpesta pora, berjoget2,berjingkarak2,mengadakan pertunjukan seni yang sangat tidak islami dan menghabiskan dana jutaan bahjkan milyaran rupiah. Sementara di daerah lain ribuan saudara kita hidup menderita akibat banjir, longsor kecelakaan dsb. Sungguh sangta ironis dan tak punya hati nurani. Hal itu menunjukkan betapa parahnya krisis yang sedang melanda bangsa ini. Bukan krisis ekonomi tetapi yang jauh lebih berbahaya adalah krisis iman dan akhlak yang menjadi sumber dari krisis2 lain. Karena krisis iman dan kahlak inilah yang menimbulkan krisisi2 yang yang lain yang menyebabkan diturunkannya bencana /musibah oleh Allah SWT terhadap bangsa kita yang datang sosilih berganti/bertubi-tubi. QS


Mengapa terjadi krisis iman dan kahlah ? Karena manusia lupa kepada allah SWT. QS : 95.
Sunnguh kami jadikan untuk mengisi nneraka jahannam itu terdiri dari iin dan manusia. Mereka mempunyain hati tetapi dst

Oleh karena itu marilah kita selalu menginagat allah agar allah juga ingat kepada kita. Qs :
Dan marilah kita memanfaatkan sisia umur kita ini untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya untukm m neghhadap Allah SWT dan marilah kita bermuhasabah (berintrospeksi) menghitung-hitung diri kita berapa banyak amal yang te;lah kita persiapkan untuk mengadap Allah SWT. Ibnu Umar berkata :
”hitungkah dirimu ebelum dihitung oleh Allah dan timbanglah dirimu sebelum ditimbang oleh Allah SWT. QS Alhasr 18

Sabtu, 30 Juli 2011

SOLAWAT

الا ياالله بنظــره

الا ياالله بنظـرة * من العين الرّحيـمة
تداوي كلّ ما بي * من امراضٍ سقـيمة
سألت الله ربّـي * باسمائه العظيــمة
وقرأنٍ وقـطبٍ * وأياتٍ كـــريمة
سألت الله يرحم * ويغـفرماتقــدم
من الفعل المحرّم * واوصـافٍ ذميمة


قصيده البرده
يارب بالمصطفى بلغ مقاصدنا واغفرلنامامضى ياواسع الكرم
محمد سيدالقونين والثقـلين والفريقين من عرب ومن عجم
نبيناالامـرالناهي فـلااحد ابرفي قـول لا منه ولا نـعم
هوالحبيب الذي ترجى شفاعته لكل هول من الاهوال مقتحم
يااكرم الخلق مالى من الوذب سواك حلول االحادث العمم
يانفس لاتقنطي من زلة عظمت ان الكبائرفي الغفران كاللمم
ولن يضيق رسول الله جاهك بي اذالكريم تجـلى بـسم منتقم
والال والصحب ثم التابعين فهم اهل التقى والنقى والحلم والكرم

قصيدة للحبيب احمدبن محمدالمحضر
يالله بها يالله بـهــا * يالله بحسن الخــاتمه
لي عشرة اطفي بـها * نارالجحيم الحــاتمه
المصطفى والمرتضـى * وابناهما وفاطمــه
وعليهمـواياربــنا * منك الصلات الدائمه
ثم الصلاة على الذي * خصصـته بمكالمـة
قصيدة للحبيب احمدبن محمدالمحضر
يامهـيمن ياسلام * سلّمنا والمسلمين
بالنّبي خيرالانـام * وبأمّ المـؤمنـين
قل لّها وفّي الكلام * واشفغي للمذنبين
واحمي البيت الحرام * من فسادالمفسدين
دخلوا باب السّلام * مسلمين مسَلّمين
ولـهم فيه اعتصام * محرمـين ملـبّيّين

قصيدة للحبيب عبدالله بن حسين بن طاهر
ياارحم الراحمـين * ياارحم الراحمـين
ياارحم الراحمـين * فرج على المسلمين
ياربـنا ياكـريم * ياربنا يارحــيم
أنت الجوادالحليم * وأنت نعـم المعين
وليس نرجواسواك * فادرك الهي دراك
قبل الفنا والهلاك * يعـم دنـياودين

الاعتراف
• الَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ اَهْلاً وَلاَ اَقْوَى عَلَى نَارِاْلجَحِيْمِ فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِيْ فَاِنَّكَ غَافِرُالذَّنْبِ اْلعَظِيْمِ

• ذُنُوْبِيْ مِثْلُ اَعْدَادِ الرِّمَـالِ فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً يَاذَااْلجَلاَلِ
وَعُمْرِيْ نَاقِصٌ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَذَنْبِيْ زَائِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ

• اِلَهِيْ عَبْدُكَ اْلعَاصِيْ اَتَاكَ مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
فاِنْ تَغْفِرْفَاَنْتَ لِذَاكَ اَهْلٌ وَاِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْسِوَاكَ

صلوات نارية
اَللّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الَّذِيْ تَنْحَلُ بِهِ اْلعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ اْلكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ اْلحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ اْلخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى اْلغَمَامُ بِوَجْهِهِ اْلكَرِيْمِ وَعَلَى الِه وَصَحْبِه فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُـلّ مَعْلــــــوْمٍ لَّكَ

دعاءختمُ القرآن
اَللّهُمَّ ارْحَمْنَا بِاْلقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لَنَا اِمَامًا وَّنوْرًا وَّهُدًى وَّرَحْمَةً اَللّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَاجَهِلْنَا وَارْزُقْنَا تِلاَوَتَهُ انَاءَ اللَّيْلِ وَاَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجّةً يَارَبَّ اْلعَالَمِـيْنَ

صلوات بـدر
صلاةالله سلام الله * على طه رسول الله
صلاةالله سلام الله * على يس حبيب الله
توسّـلنا ببسم الله * وبالهادي رسول الله
وكلّ مجــاهدلله * باهل البـدريـاالله
اله سـلّم الأمّـة * من الأفات والنّقمة
ومن همّ ومن غمّة * باهل البـدريـاالله
اله اغـفرواكرمنا * بنيل مـطالبٍ مـنا
ودفغ مسائةٍعـنّا * باهـل البـدرياالله

يارسول الله سلام عليك
يارسول الله سلام عليك يارفيع الشّان والدّرج
عـطفةً ياجيرة العـلم يااهيل الجودوالكـرم
نحن جيران بذاالحـرم حرمالاحسان والحسن
نحن من قومٍ به سكنوا وبه من خوفهم امنـوا
وباية القـران عنـوا فاتّـئذ فينا اخاالوهـن
نعرفالبطـحاوتعـرفنا والصّفا والبيت يألفـنا
طلع البدرعلينا
طلع البـدرعلينا * من ثنية الـوداع
وجب الشكرعلينا * مــادعالله داع
انت شمس انت بدر * انت نور فوق نور
انت اكثيرواوغالي * انت مصباح الصدور
ياحبـيبي يامحـمد * ياعروس الخافقين
يامأيد يامـمـجد * ياامـام القـبلتين

صلى الله على النـبي
 صلى الله على النبي * صلى الله على الرّسول
صلى الله على حبيبي * محمّدافضل الرسـل
النـبي يامسلمـين * اعلمـواعلم اليقين
ان رب العـالمـين * افرض الصلاة عليه
النـبي يامن حضر * للنبي خـيرالبـشر
من دنالـه القـمر * ونزل سلّـم علـيه
 صلى الله على النــبي محمّدخيرِالبشـر
خاتم الرُّسل شافع اللانام بدرِالتمام نورِالقمر

 صَلّ وَسَلّمْ يَارَبّـيْ عَلَى النَّبِي سَيّـدِنَا
مُحَمَّدٍ والـــه وصحبه اجمـعـينَ
ببركة صلواتنــا على الاعداءفانصرنا

 ياسيدي يارسول الله * يامن له الجاه عندالله
ان المسيئين قد جاؤك * للذنب يستغفرون الله

 ربناياربناظلمنااأنفسنا وان لم تغفرلنا
وترحمنالنكونن من الخــاسـرين

 أستغفرالله رب البرايا أستغفرالله من الخطايا
ربي زدني علمانافـعا ووفقني عملا مقبولا
ووهبلي رزقاواسـعا وتب علي توبة نصوحا
 استغفرالله العظيم من كل ذنب عظيم
لا يغفرالذنـوب الاربُّ العـــالمين

 اللهم صلّ وسلّم على سيّدنا ومولانامحـمّد
عددمافى علم الله صلاةًدائمةً بدوام ملك الله

 اللّهمّ اغفرلناولوالدينا ولمشـائخينا
ولجميع المسلمين والمسلمـــات

 اللهم صلّ وسلّم على سيّــدنامحـمّدِ
واشغل ظالم بظالم واخرجنا من بينهم سالمين
وعلى اله وصحبه اجمعـــــــين

 اللّهمّ صلّ على محمّد ياربّ صلّ عليه وسلّم
اللّهمّ صلّ على محمّد ياربّ بلغه الوســيله

 اللّهمّ صلّ على النبي الهاشمي
محمّدوعلى اله وسلم تسليما

 اللهم صلّ وسلّم على سيّدنامحمد رسول الله
وعـلى ال سيـدنامحــمدحبـيب الله
يالـطيف ياخبير من كـل ذنب عظـيم
فاغـــفرلي ذنـــــوبي ياالله ياالله

 لااله الا الله الملك الحـق المـبين
محمدرسول الله الصادق الوعدالامين

 الله الكافى ربناالكـافى قصدناالكافى وجدناالكافى
لكل كافى كفانا الكافى ونعم الكافى الحــمدلله
حسبنالله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير X ۲

 صلاة من الله والف السلام
على المصطفى احمدشريف المقام

صلى الله ربنا على نور المبين
احمد المصطفى سيدالمرسلين
وعلى اله وصحبه اجمعين

Rabu, 27 Juli 2011

MEMBANGUN PERSAUDARAAN

MEMBANGUN PERSAUDARAAN

Tasyakur dan wasiat taqwa ( QS : 3 : 102 )
Firman Allah QS Ali Imran 103 :

"Berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai dan ingatlah akan nimat Allah ketika dulu kamu bermusuh-musuhan lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga kamu menjadi bersaudara dengan nikmat-Nya dan adalah kamu berada di pinggir jurang api neraka lalu Allah menyelamatkan kamu"
Persaudaraan (ukhuwah) adalah nikmat Allah yang tak ternilai harganya
Oleh karena itu marilah kita mensyukuri nikmat persaudaraan ini dengan cara kita mempertahankan dan meningkatkan terus persaudaraan kita, Jangan sampai terjadi perselisihan,konflik, pertikaian diantara kita yang menyebabkan terjadinya kehancuran dan kelemahan serta hilangnya kekuatan kita. Kita semua bersaudara.
Firman Allah : QS Alanfal :46


"Taatilah Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan karena kamu akan lemah dan akan hilang kekuatanmy dan bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"

Nabi bersabda :
"Orang muslim saudaranya orang muslim"
"Orang mukmin saudaranya orang mukmin"
"muslim yang satu dengan yang lain bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain"
"Muslim yang satu dengan yang lain bagaikan satu tubuh yang apabila salah satu bagian tubuhnya sakit maka akan sakitlah seluruh tubuhnya
Oleh karena itu janganlah kita melihat perbedaan diantara kita tetapi lihatlah persamaannya. Kita harus bisa menerima segala perbedaan yang ada kerena perbedaan itu adalah fakta kehidupan yang tidak dapat kita hindari. Perbedaan adalah sunnatullah yang secara alamiah sudah ada sejak dahulu. Karena pada dasarnya kita adalah ummat yang satu yang mempunyai kewajiban yang sama di hadapan Allah SWT.
Firman Allah QS :23: 52 dan 21 : 92

"Sesungguhnya ummatmu adalah ummat ummat yang satu dan hanya kepakulah kamu menyembah"
"Sesungguhynya ummat ini adalah ummat yang satu dan hendaklah kamu bertakwa kepada Allah"
Allah telah membertikan statement kepada kita agar kita saling menolong dan bekerjasama diantara kita karena kita mempunyai kedudukan yang sama di hadapan allah SWT. QS Alahzab 11 :

"Wahai sekalian manusia sesungguhnya aku ciptakan kamu terdiri dari laki-laki dan perempuan dan akuu jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling kenal mengenal sesungguhny orang yang paling mulia diantara kamu ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu"

Marilah kita mencontoh Rasulullah. Bagaimana Rasulullah mempersatukan kaum ansor dan kaumj muhajirin dalam membangun negara Madinah sehiungga dapat menciptakan kekuatan yang hebat yang akhirnya dapat menaklukkan Makkah dan seluruh Timur Tengah dan sekitarnya. Rasulullah tidak membedakan kaum ansor dan kaum muhajirin semuanya saling membantu dan saling menokong. Kaum Muhajirinh sebagai kaum pendatang dan kaum ansor sebagai kaum priubumi bersatu padu dalam membangun agama. Kita pun mempunyai kewajiban yang sama untuk meneruskan perjuangan Rasulullah SAW dan mempertahankan Islam di lingkungan kita masing-masing. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kemenangan kepada kita. Amiin

MEMBANGUN AKHLAK

MEMBANGUN AKHLAK
Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Rabbul alamin, Pencipta dan penguasa alam semesta yang di tangannya tergenggam segala kekuatan dan kekuasaan. Dialah Allah yang telah memberikan kenikmatan yang tak terhingga baik nikmat yang kita minta maupun yang tidak kita minta. QS Ibrahim 34 :

Solawat serta salam kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah berjasa besar dalam membela, mempertahankan dan menyiarkan Islam dengan mengorbankan harta, tenaga, pikiran bahkan nyawa serta tetesan darah sehingga Islam tersebar ke seluruh dunia yang akhirnya sampai ke tangan kita. Oleh karena itu marilah kita pertahankan agama kita dengan mengamalkannya secara sungguh-sungguh dan terus-menerus sepanjang hayat kita.
Selaku khatib yang dhaif perkenenkanlah saya menyeruykan kepada diri saya khususnya dan kepada kaum muslimin pada umumnya marilah kita meningkatkan iman dan takwa kita dengan sebenar-benar takwa dan marilah kita berpegang teguh kepada islam ini sampai kahir hayatkita agar kita kembali menghadap Allah dalam keadaaan m,uslim. Qs Ali imran 102

Perjalanan waktu begitu cepat seakan berlari meninggalkan kita dan tanpa kita sadari kini kita telah berada di hari terakhir tahun 2010 dalam perhitungan tahun masehi/miladiyah dan besok kita akan memasuki tahun yang baru yaitu tahun 2011.
Syair arab mengatakan :
”Tahun bertambah dan umur berkurang”
Dengan bertambahnya tahun berarti jatah hidup kita menjadi semakin berkurang dan akan terus berkurang sampai datang ajal kita yang pasti akan menemui kita. Jadi hidup yang sedang kita jalani saat ini adalah sisa umur kita yang diberikan oleh Allah. Perjalanan kita menuju hari kematian akan semakin dekat dan semakin dekat.
Rasulullah bersabda :
”Tujuan hidup adalah kematian”
”Kematian adalah merupakan pintu yang setiap orang pasti akan memasukinya”
Oleh karena itu semakin bertambahnya tahun hendaknya kita semakin dekat kepada Allah SWT bukan sebaliknya seperti yang kita saksikan saat ini setiap memasuki awal tahun kebanyakan manusia bukan mendekatkan diri kepada Allah tetapi justru melupakan Allah SWT.
Sebuah potret bangsa kita yang notabene mayoritas beragama Islam ketika menyambut tahun baru mereka mengadakan berbagai kegiatan yang sangat bertentangan dengan nilai nilai Islam.
Mereka berpesta pora, berjogetjoget, berjingkarak-jingkrak, bergaul bebas, pesta kembang apai, mengadakan pertunjukan-pertunjukan seni yang sangat tidak islami dan menghabiskan dana jutaan bahkan milyaran rupiah. Padahal di daerah lain masih ada ribuan bahkan puluhan ribu saudara-saudara kita yang kelaparan, mereka hidup menderita akibat banjir, longsor, korban letusan gunung, kecelakaan dsb. Sungguh sangta ironis dan tak punya hati nurani.
Inilah kejahiliahan abad modern yang sangat membahayakan kehidupan manusia. Gelombang budaya jahiliyah yang melanda bangsa kita bagaikan sunami sehingga menyebabkan terjadinya krisis yang luar biasa. Bukan krisis ekonomi, bukan krisis politik, tetapi krisis yang jauh lebih berbahaya yaitu krisis iman dan krisis akhlak yang menjadi sumber dari krisis-krisis lain. Karena krisis iman dan akhlak inilah yang menimbulkan krisisi-krisis yang yang lain yang menyebabkan datangnya bencana /musibah dari Allah SWT terhadap bangsa kita yang datang silih berganti/bertubi-tubi.
Oleh karena itu marilah kita membangun akhlak anak-anak dan keluarga kita agar mereka selamat dunia dan akhirat. Qs Attahrim :
”Jagalah dirimu dan dan keluargamu dari api neraka”
Dan marilah kita selalu menginagat Allah agar allah juga ingat kepada kita. Kerena yang menyebabkan terjadinya krisis morak dan akhlak adalah karena manusia lupa kepada Allah SWT. Qs :

Marilah kita mengisi malam pergantian tahun ini dengan berzikir kepada Allah SWT. Inilah tanda syukur kita kepada Allah SWT.
Mudah-mudahan kita menjadi orang yang bersyukur kepada Allah SWT. Amiiin.

MAKNA TAKWA

MAKNA TAKWA

Suatu hari sahabat meminta nasihat kepada nabi.


”Ya Rasulullah berilah aku nasihat!” Rasulullah menjawab :
”Hendaklah kamu bertakwa, karena takwa itu merupakan kumpulan kebaikan dan berjihadlah kamu, karena jihad itu merupakan ibadah yang paling utama, dan berzikirlah kamu, karena zikir itu merupakan..........”

Setiap khatib selalu menganjurkan kita untuk bertakwa ( QS Ali Imran : 102) dan setiap peraturan dan undang-undang yang dibuat dalam negara kita selalu mencantumkan kata-kata Dengan Rahmat Tuhan YME bahkan setiap pemimpin yang akan diangakat baik pemimpin tingkat nasional maupun pemimpin tingkat bawah syaratnya harus bertakwa tetapi seringkali istilah takwa hanya menjadi hiasan belaka tanpa ada bukti nyata. Pada hal takwa itu bukan sekedar ucapan tetapi harus dibuktikan dengan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan pengertian takwa itu sendiri.

”Melaksanakan apa yang diperinmtah dan meninggalkan apa yang dilarang”

Sedangklan pengertian takwa menurut sayidina Ali Ra :

”Takwa itu ialah takut kepada Rabul jalil, melaksanakan apa yang diturunkan oleh Allah daan mempersiapkan diri untuk memasuki hari akhirat”

Qs Albaqarah : 2-4


Oleh karena itu marilah kita membuktikan ketakwaan kita dengan melaksanakan apa telah diatur dalam agama kita. Janganlah kita berkhianat kepada Allah dan Rasul.



”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati apa yang diamanatkan oleh Allah kepadamu sedangkan kamu mengetahui”

MAKNA SYUKUR

MAKNA SYUKUR

QS : Saba : 13
”Dan sangat sedikit hambaku yang bersyukur”
Setiap kali kita mendengar ceramah atau khutbah Jumat kita selalu diajak untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah, setiap kali kita mendapat nikmat kita ucapkan ALHAMDULILLAH bahkan setiap sholat kita selalu membaca ALHAMDULILLAHIROBBILALAMIIN yang tidak kurang dari 17 kalI sehari semalam. Berulang-ulang kita ucapkan kata ALHAMDULILLAH pada setiap kesempatan. Tetapi mengapa Allah mengatakan demikian? Marilah kita merenungkan apakah syukur yang kita ucapkan sudah sesuai dengan apa yang kita lakukan dan apa yang kita pikirkan? Barangkali selama ini kita bersyukur baru sekedar ucapan. Kita mengucapkan Alhamdulillah tetapi apa yang kita lakukan dan apa yang kita pikirkan tidak sesuai dengan apa yang diingnkan oleh Allah SWT. Kita mengucapkan syukur tetapi kita masih berkeluh kesah ketika apa yang kita minta belum dikabulkan bahkan berhenti berdoa. Kita mengucapkan syukur tetapi kita masih mendapat kesulitan kita menjadi gelisah dan resah. Kita mengucapkan syukur tetapi ketika diberikan kesenangan kita lupa kepada Allah. Kita mengucapkan syukur tetapi ketika diuji dengan kekayaan kita menjadi bakhil. Kita mengucapkan syukur tetapi ketika diuji dengan pangkat dan kedudukan kita menjadi sombong dan angkuh.
Apa makna syukur yang sebenarnya?

”Kita menyadari akan nikmat Allah yang diberikan dan kita gunakan untuk berkhidmat kepada Allah SWT”

”Kita mnggunakan segala nikmat yang diberikan oleh Allah untuk mentaati segala perintah Allah”
Itulah makna syukur yang sebenarnya. Ketika kita diberikan kesehatan kita gunakan kesehatan kita untuk beribadah, ketika kita diberikan harta yang berlimpah kita sisihkan sebagian harta kita untuk kepentingan agama dan orang-orang yang membutuhkan bukan sebaliknya, ketika kita diberikan pangkat dan kedudukan kita gunakan kedudukan kita untuk membela agama, ketika kita diberikan ilmu kita gunakan ilmu kita untuk kemaslahatan ummat dsb. Berapa banyak orang yang diberi nikmat oleh Allah tetapi tidak digunakan untuk mengabdi kepada Allah bahkan sebaliknya.
Kita telah diberikan segala macam fasilitas oleh Allah SWT sejak kita lahir sampai sekarang ini yang tak terhinnga banyaknya.

QS Ibrahim 5
”Aku telah memberikan apa saja kepada kamu dan jika kamu menghitungnya niscaya takm akan dapat kamu menghitungnya”

QS Annahl 78
”Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan yang tidak mengetahui apa-apa kemudian aku jadikan pendengaran dan penglihatan serta akal pikiran supaya kamu bersyukur”.
Artinya supaya kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Oleh karena itu marilah kita mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Allah dan marilah kita gunakan segala fasilitas yang diberikan oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya.

QS Ibrahim 7
”Jika kamu bersyukur aku akan tambahkan nikmatku kepadamu tetapi jika kamu kufur maka sesungguhnya azabku sangat pedih”
Marilah kita meneladani bagaimana cara Rasulullah bersyukur. Suatu hari beliau ditanya oleh salah seorang istrinya.
”Wahai Rasulullah mengapa engkau masih saja bangun setiap malam untuk beribadah padahal engkau sudah dijamin masuk surga?”
Beliau menjawab :
”Apakah tidak boleh aku menjadi hamba Allah yang bersyukur?”

Bagaimana dengan kita yang setiap hari bergelimang dengan dosa? Apakah kita sudah bersyukur? Apakah kita sudah menggunakan segala nikmat Allah itu untuk beribadah kepada-Nya?
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

MAKNA SHALAT

MAKNA SHALAT

Tasyakur dan wasiat taqwa.
Saat ini kita berada pada jumat kedua bulan Rajab 1429 H, bulan ke-7 dalam perhitungan tahun Hijriyah. Bulan Rajab ini adalah sebagai salah satu bulan yang dihormati. Firman Allah QS Attaubah :36 :




”Sesungguhnya bilangan bulan dalam satu tahun itu adalah duabelas bulan dalam keketapan Allah pada hari Allah menciptakan langit dan bumi yang diantara bulan-bulan itu ada empat bulan yang dihormati (Zulkqa’dah,Zulhijjah,Muharram dan Rajab). Demikianlah agama yang lurus, maka janganlah kamu berbuat zalim (menganiaya) dirimu sendiri. Dan perangilah orang-orang musyrik itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa”

Bulan Rajab berasal dari kata ATTARJIIB/ATTA’ZIIM yang berarti keagungan atau kehebatan, karena pada bulan ini Allah menunjukkan keagungannya dan kehebatannya dalam mengisra’kan dan memi’rajkan nabi besar Muhammad SAW dalam waktu yang sangat singkat ke tujuh blapis langit dan melanglang buana ke seantero jagad raya ini untuk membuktikan bahwa Allah maha kuasa atas sekalian makhluk dan untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaannya.
QS Al-Israa’ : 1 :




Isra dan Mi’raj yang diperagakan oleh Allah SWT juga bertujuan untuk memberikan rasa optimisme kepada Rasulullah yang sedang mengalami kegalauan/kesedihan setelah ditinggal pergi oleh dua orang pendukungnya yaitu Abu Thalib, pamannya dan Siti Khadijah, Istri tercintanya dalam tahun yang sama yang mengakibatkan meningkatnya tekanan dan permusuhan kaum kafir Quraisy tarhadap Rasulullah serta para pengikutnya.
Satu hal yang sangat penting dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu adalah diterimanya perintah shalat lima waktu sehari semalam oleh Rasulullah sebagai satu solusi atas segala permasalahan yang dihadapi oleh Rasulullah serta para pengikutnya.
QS Albaqarah 45 :

”Minta tolonglah kamu dengan sabar dan shalat. Seseungguhnya yang demikian itu adalah sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.

Oleh karena itu jika kita ingin mendapatkan pertolongan dan perlindunga Allah SWT maka marilah kita menegakkan shalat lima waktu sehari semalam sebagai sarana komunikasi dengan Allah SWT baik dalam keadaan senang atau susah baik dalam keadaan sehat atau sakit sebagaimana yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW.



Apalagi dalam kondisi sekarang ini dimana ummat Islam sedang mengalami berbagai rongrongan, cobaan, fitnah, tantangan dan rintangan dari orang-orang yang anti Islam sehingga ummat Islam dipojokkan oleh sebuah rekayasa politik yang menyudutkan ummat Islam seolah-olah berada dipihak yang salah. Biarkan mereka membenci Islam dan memusuhi Islam tetapi jika Allah menghendaki Allah pasti akan menolong kita.

MAKNA QURBAN

MAKNA QURBAN

QS Alkautsar 1-3

Saat ini kita tengah berada di awal bulan Zulhijjah 1429 H, bulan yang terakhir dalam perhitungan tahun Islam. Pada bulan ini saudara-saudara kita yang mampu sedang berkumpul di Makkah untuk bersiap-siap melaksanakan ibadah haji yang puncaknya adalah wuquf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah nanti. Bagi kita yang tidak melaksanakan ibadah haji kita disunnahkan berpuasa sunnah pada tanggal 8 dan 9 Zulhijjah yaitu puasa hari Tarwiyah dan hari Arafah. Tentang keutamaan puasa sunnah itu Rasulullah bersabda :


Dan pada tanggal 10 Zulhijjah kita merayakan IDUL ADHA atau hari raya QURBAN karena setelah kita melaksanakan sholat IDUL ADHA kita diperintahkan melaksanakan UDHIYAH atau penyembelihan hewan QURBAN dan juga pada hari ke-11 s.d hari ke 13 yang dinamakan hari-hari tasyriq. Hukujm melaksanakannya adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat kuat) sebagimana yang telah dicontohkan oleh nabi Ibrahim AS ketika beliau diperintahkan untuk menyembelih putra kesayangannya Ismail AS untuk menguji keimanannya. Tetapi akhirnya Allah menggantinya dengan seeor kambing. Kemudian nabi Ibrahim melaksanakan perintah itu setiap tahun yang juga diteruskan oleh nabi besar Muhammad SAW.
Nabi bersabda :


Tujuan dari qurban itu sesuai dengan namanya ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Keutamaan qurban banyak sekali diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Siti Aisayh RA :






mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya karena mereka menganggap bahwa dengan harta yang banyak mereka bisa berbuat apa saja. Ada yang berusaha untuk mengejar pangkat yang setinggi-tingginya karena dengan pangkat itu mereka menganggap akan bahaga. Tetapi apa yang diharapkan ternyata tidak diperolehnya karena semakin mengejar harta manusia semakin berkurang. Seandainya mereka sudah memiliki satu gunung emas pasti ingin gunung yang kedua dst.
Kebahagiaan dalam pandangan Islam itu tidak hanya dari segi jasmani tetapi juga rohani karena kebahagiaan dalam Islam itu tidak hanya kebahagiaan di dunia tetapi juga kebahagiaan di akhirat sebagaimana doa yang selalu kita ucapkan :
Islam adalah agama yang universal yang tidak hanya diperuntukkan untuk kepentingan dunia tetapi juga untuk kepentingan akhirat : QS Alqasas 77.
Rasulullah juga bersabda :
”Bekerjalah untuk duniamu dst.”
Jadi tidaklah benar jika ada yang mengatakan bahwa Islam hanya ditujukan untuk kepentingan akhirat atau sebaliknya.
Tetapi apapun yang kita usahakan tidak boleh bertentangan dengan aturan-aturan Allah SWT. Karena semua yang diperbuat oleh manusia di dunia ini akn dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
”Hiduplah sesuka hatimu dst.
Selama manusia mengikuti atiuran-aturan Allah pasti akan selamat dunia dan akhirat dan sebaliknya apabila manusia keluar dari ketrentuan Allah pasti akan celaka baik di dunia maupuj di akhirat.
Oleh karena itu marilah kita menjaga keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat agar kita memperoleh kebahagiaan yang hakiki yaitun kebahagoiaan kahirat.
QS Albaqoroh : 197 QS Ali Imran 183
Ibnu Umar berkata :Jadilah kamu di dunia ini sepetrti orang Asing atau pengembara yang pada satu saat akan kembali”Nabi bersabda :”Dunia ini hanyalah ladang untuk bercocok tanam untuk kepentingan akhirat”

MAKNA HIJRAH

MAKNA HIJRAH

Saat ini kita berada di hari pertama bulan Muharram yang berarti kita tengah memasuki tahun baru Islam 1431 H. Setiap kita memaasuki tahun baru Islam kita kembali diingatkan kepada suatu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah perjuangan Islam yaitu peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW beserta kaum muslimin lima belas abad yang lalu. Peristiwa itulah yang dijadikan awal perhitungan tahun Islam (عام هجري) atau kalender Miladiyah (ملادي تقويم ).
Peristiwa ini merupakan puncak kegetiran dan kesengsaraan yang dialami oleh Rasulullah SAW beserta kaum mulimin dalam membela dan mempertahankan Islam. Karena pada masa itu keadaan kaum muslimin benar-benar merasa sangat menderita dan terancam hidupnya yang kian hari selalu dimusuhi oleh kaum kafirin dan kaum musyrikin di Makkah. Kebencian mereka semakin meningkat setelah mereka mengetahui jumlah kaum muslimin semakin bertambah. Mereka tidak segan-segan melakukan penyiksaan terhadap kaum muslimin bahkan tidak sedikit kaum muslimin yang dibunuh secara keji (diseret di tengan terik matahari di padang pasir, disiksa dengan besi panas, ditombak perutnya dsb.). Keadaan inilah yang menyebabkan kaum muslimin merasa sangat ketakutan dan mereka selalu berusaha untuk menyelamatkan diri dengan berbagai cara sehingga Rasulullah merasa sangat sedih dan beliau memerintahkan kaum muslimin untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman yaitu Madinah (Yatsrib pada waktu itu). Tentu saja ini merupakan pekerjaan yang tidak ringan dan sangat mengerikan karena disamping jarak yang mereka tempuh sangat jauh (+ 500 km) dan tanpa kendaraan juga sangat berbahaya jika diketahui oleh kaum kafirin dan kaum musyrikin. Tetapi demi mempertahankan keyakinan terhadap Islam, meraka rela melakukannya meskipun mereka harus meninggalkan kampung halamannya, sanak keluarganya, rumah dan tanahnya serta seluruh harta benda yang dimilikinya. Selama berhari-hari mereka menempuh perjalanan yang sangat melelahkan dengan berjalan kaki atau dengan seekor unta dalam keadaan yang penuh ancaman. Dalam perjalanan ini tidak sedikit kaum muslimin yang meninggal dunia baik karena terbunuh atau karena kehabisan makanan dan sakit. Siang dan malam meraka melewati gunung-gunung, bebatuan yang terjal, padang pasir yang luas di bawah teriknya matahari atau di bawah derasnya angin malam.
Bagaimana dengan Rasulullah ? Beliau adalah orang yang terakhir melakukan hijrah. Ini membuktikan bahwa beliau adalah seorang pemimpin sejati yang tidak mementingkan diri sendiri. Beliau lebih mementingkan keselamatan kaum muslimin daripada keselamtan dirinya sendiri. Beliau baru akan melakukan hijrah setelah kaum muslimin yang lain telah berhijrah. Beliau rela mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan kaum muslimin. Keadaan ini diketahui oleh kaum kafirin dan kaum musyrikin Makkah sehingga mereka bersepakat untuk membunuh Rasulullah SAW. Meraka beranggapan dengan membunuh Rasulullah maka habislah Riwayat Islam. Sebelum melaksanakan aksinya terlebih dahulu mereka melakukan pertemuan tertutup di suatu tempat yang bernama ’Darunnadwah’ untuk menyusun rencana jahat mereka. Dalam pertemuan itu mereka menentukan para ekskutor yang terdiri dari perwakilan setiap suku yang ada di Makkah. Dan pada suatu malam yang telah mereka tentukan mereka melakukan pengepungan terhadap rumah Rasululla dengan persenjataan yang lengkap. Rasulullah pada waktu itu sedang bersama kemenakannya yaitu Sayidina Ali RA. Setelah beliau tahu akan hal ini beliau pun memerintahkan Ali untuk memakai sorbannya sebagai selimutnya sehingga para pendekar itu tidak menyangka kalau Rasulullah telah keluar pada malam itu. Dengan izin Allah beliau pun keluar melalui pintu belakang dan menuju rumah Abu Bakar Siddiq untuk segera berangkat hijrah pada malam itu dengan terlebih dahulu bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari tiga malam. Tentu saja hal ini membuat panik para algojo yang ditugaskan untuk membunuh Rasulullah. Lalu mereka mencari ke sana ke mari tetapi tidak juga mendapatkannya meskipun mereka sempat berada di muka gua itu. Betapa takutnya Abu Bakar ketika melihat beberapa orang kafir berada di depan gua itu sehingga Rasulullah berkata :

”Wahai Abu bakar, kita memang berdua. Tetapi Allah adalah yang ketiga”

Ucapan ini pun diabadikan dalam Alqur’an Surat Attaubah : 40 :


”...janganlah kau takut dan janganlah kau bersedih sesungguhnya Allah bersama kita. Lalu Allah memberian ketenangan kepada mereka dan menambah kekuatannya dengan mengutus bala tentara yang tidak diketahui oleh mereka”
Begitulah penderitaan yang dialami oleh Rasulullah SAW beserta kaum muslimin pada masa itu dalam membela dan mempertahankan Islam.
Hal itu merpakan konsekwensi dari setiap orang beriman :

QS Alankabut ayat 2 dan 3 :


”Janganlah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan begitu saja mengatakan ’kami telah beriman’ sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka agar Allah mengetahui siapa sesungguhnya orang-orang yang benar dan siapa sesungguhnya orang-orang yang berdusta”

Bagaimana dengan kita saat ini? Apa yang telah kita perbuat untuk membela agama Islam? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Marilah kita melakukan hijrah bukan dalam arti pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Tetapi kita berhijrah yaitu dengan meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah SWT sesuai dengan sabda nabi :


”Orang-orang yang berhijrah itu ialah orang-orang yang mau meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah”

Marilah kita menjadikan momen Hijriyah ini untuk melakukan introspeksi berapa banyak amal yang telah kita lakukan dan berapa banyak kesalahan yang pernah kita lakukan. Marilah kita selalu mengaudit amal kita sepanjang hayat kita sebelum diaudit oleh Allah SWT.

”Hitunglah dirimu sebelum dihitung oleh Allah dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang oleh Allah SWT”

LARANGAN BERBUAT ZALIM

LARANGAN BERBUAT ZALIM

”Janganlah kamu berbuat zalim dan janganlah kamu dizalimi” Qs : 2 : 279
Dalam Hadits Qudsi Allah berfirman :


”Wahai hambaku sesungguhnya aku mengharamkan berbuat zalim atas diriku dan aku jadikan zalim itu adalah sesuatu yang diharamkan karena itu janganlah kamu berbuat zalim”
Islam adalah agama yang telah mengatur segala aspek kehidupan manusia secara lengkap sejak manusia itu lahir sampai meninggal baik dalam berhubungan kepada Allah (khalik) maupun kepada sesama manusia. Semua itu ditujukan agar manusia dapat hidp bahagia di dunia maupun di akhirat ’Lisa’aadatilbasyari fii ma’aasyihim wama’aadihim’. Karena itu Allah telah melengkapi aturan itu dengan perintah dan larangan, ada yang dihalalkan dan ada yang diharamkan, ada yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan. Semuanya sangat jelas ’Yang hala itu jelas dan yang haram itu jelas’. Apabila ditaati pasti semua akan beres dan pasti bermaslahat bagi manusia. Salah satu perbuatan sangat diharamkan oleh Allah adalah perbuatan zalim sebagaimana Firman Allah di awal khutbah tadi.
Allah juga berfirman :
Qs Suura 31 :

”Dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu pelindung dan penolong”(Alisraa : 82)

”Dan tiadalah menambah orang-orang zalim itu kecuali kerugian”
Nabi bersabda :


”Berhati-hatilah kamu dengan perbuatan zalim karena sesungguhnya kezaliman itu adalah suatu kegelapan di hari kiamat dan berhati-hatilah kamu dengan perbuatan kikir karena kekikiran itu telah menghancurkan orang-orang sebelum kamu sebelum kamu”
Oleh karena itu marilah kita menghindari perbuatan zalim yaitu segala perbuatan yang merugikan orang lain dan menyakiti orang lain serta segala perbuatan yang merampas hak orang lain. Karena sekecil apa pun perbuatan zalim yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah SWT.
Rasul bersabda :


”Barangsiapa yang berbuat zalim (mengambil hak orang lain) walaupun sejengkal tanah maka kelak akan dikalungkan kepadanya hingga tujuh petala bumi”
Dalam hadits lain nabi juga bersabda :



”Barangsiapa yang mengambil hak seorang muslim maka Allah mewajibkan kepadanya masuk neraka dan mengharamkan masuh kedalam surga”
Sahabat bertanya : ”Walaupun sedikit ya Rasulullah?”
Rasul menjawab : ”Ya, walaupun hanya sepotong kayu”
Begitulah Islam telah mengatur kehidupan manusia agar manusia itu dapat hidup tenteram dan damai.
Namun kenyataannya tidak sedikit manusia yang justru bangga dengan kezalimannya, dia bangga jika bisa menyakiti orang lain.
Firman Allah Qs Ibrahim 34 :

”Sesungguhnya kebanyakan manusia itu berbuat zalim dan kufur”
Mudah-mudahan kita tidak termasuk di dalamnya. Amiin.
Oleh karena itu jangan ada terlintas di hati kita untuk berbuat zalim dan marilah kita menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.


”Barangsiapa yang bangun pagi-pagi dan tidak berniat untuk berbuat zalim kepada seseorang maka Allah akn mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan barangsiapa yang bangun pagi-pagi dan berniat untuk menolong orang yang teraniaya dan berniat untuk memenuhi kebutuhan orang muslim maka baginya pahala seperti pahala haji mabrur”
Mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya. Amiin
Rasul juga bersabda :


”Ada dua macam yang tidak ada yang lebih utama dari keduanya, yaitu :
Beriman kepada Allah dan memberi manfaat kepada sesama muslim”
Dan tidak ada yang lebih keji dari keduanya yaitu : Berbuat syirik dan menyakiti sesama msulim”

”Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang dapat memberi manfaat kepada sesama manusia”

KONSEP PENDIDIKAN DALAM ISLAM

PRINSIP PENDIDIKAN dalam ISLAM
QS Almujadilah 11

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 2 Mei 2010 bangsa Indonesia memperingati hari pendidikan nasional sebagai hari yang dianggap penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Hal itu dinisbatkan kepada kelahiran seorang pelopor pendidikan di Indonesia yang bernama Ki Hajar Dewantara yang hidup pada sekitar awal abad ke-20. Salah satu alasan penting mengapa hari pendidikan nasional itu diperingati adalah karena pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam perjuangan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pendidikan juga mempunyai peranan yang sangat penting/faktor yang sangat menentukan/master dalam pembangunan dan membentuk keperibadian bangsa (Nation character building). Karena pendidikan akan memberikan warna dalam kehidupan bangsa dan Negara pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Jika kita ingin melihat bagaimana kondisi bangsa kita pada masa yang akan datang maka lihatlah bagaimana pendidikannya pada saat ini. Peradaban suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri. Lima belas abad yang lalu Rasulullah telah mengingatkan kita dalam sabdanya :

“Didiklah anak-anakmu karena nanti akan datang suatu masa/keadaan yang berbeda dengan keadaan sekarang”
Allah juga memerinkahkan kita untuk mempersiapkan generasi penerus yang tangguh agar bisa meneruskan perjuangan para pendahulunya. QS Annisa :9 :

"Dan hendaklah mereka takut jika meninggalkan keturunan yang lemah yang mereka khawatiri keselamatannya".
Bahkan ayat yang pertama kali diturunkankan oleh Allah adalah ayat tentang perintah membaca (QS Al-Alaq : 1-5)
Dengan demikian Islam telah mencanangkan pendidikan jauh hari sebelum bangsa kita mengenal pendidikan. Jika dalam Negara kita dikenal istilah konsep pendidikan dengan sebutan Wajib belajar Sembilan tahun, islam menyatakan bahwa konsep pendidikan seumur hidup (long life education).
Ada persoalan besar yang sedang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini yaitu dunia pendidikan belum mampu membentuk kepribadian bangsa hingga saat ini sehingga begitu banyak orang pintar tetapi tidak bias menjadi orang yang benar. Mengapa hal ini bias terjadi ?
Hal itu disebabkan karena belum adanya keseimbangan antara pendidikan jasmani dan rohani, antara intelektualitas dan spiritualitas, antara pendidikan yang bersafat fisik dan mental, antara pendidikan umum dan pendidikan agama, antara pendidikan iman dan ilmu sehingga peranan pendidikan dalam membentuk keperibadian bangsa masih dipertanyakan.
UU pendidikan nasional telah mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang beriman dan berakhlak mulia tetapi dalam pelaksanaannya justru bertolak belakang. Pendidikan yang dilaksanakan lebih mengedepankan aspek zahiriyah ketimbang aspek batiniyah, lebih mengedepankan intelaktualitas ketimbang aspek spiritualitas, lebih mengedepankan kecerdasan otak ketimbang pembentukan watak. Akibatnya semakin banyak orang pintar tetapi tidak benar, semakin banyak orang yang serdas otaknya tetapi tidak berwatak. Inilah yang terjadi dalam Negara kita sekarang ini. Pertikaian demi pertikaian terus terjadi, perselisihan demi perselisihan tiada henti, carut marut bangsa ini terus terjadi yang bukan dilakukan oleh orang-orang bodoh tetapi dilakukan oleh orang-orang yang pintar. Sampai-sampai tiada hari tanpa pertikaian baik dalam bidang politik maupun dalam bidang hukum.
Oleh karena itu marilah kita kembali kepada prinsip Alqur’an tentang pendidikan. Pendidikan harus seimbang (balance) antara pendidikan keimanan dan pendidikan ilmu, antara fikir dan zikir, antara pendidikan jasmani dan rohani, antara fisik dan mental, antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat, antara peningkatan otak dan pembentukan watak. Yang harus dikedpankan adalah iman baru ilmu bukan sebaliknya. QS Almujadilah : 11 dan Ali Imran 190-191.

"Allah akan memuliakan(meninggikan) orang-orang yang beriman dianatara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan akan beberapa derajat kemuliaan dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Orang bijak mengatakan :
"Ilmu tanpa iman akan buta dan iman tanpa ilu akan lemah"
"Knowlege without religion is blind and religion without knowledge is lame"















KONSEP PENDIDIKAN ISLAM 2
Allah berfirman :

”Mintalah maaf dan serukanlah kebaikan dan berpalinglah dari kebodohan”

Dalam sebuah buku yang berjudul
dinyatakan bahwa penyebab kemunduran ummat Islam adalah BODOH dan KEBODOHAN.
Agama Islam adalah agama yang sangat mengutamakan pendidikan dan anti kebodohan karena itu ayat yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca. (QS Al ’Alaq : 1-5)
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ummat dan pembangunan moral bangsa (Nation character building).
Jika kita ingin melihat bagaimana keadaan ummat dan bangsa kita pada masa yang akan datang akan sangat tergantung kepada bagaimana pendidikannya saat ini dan bagaimana keadaan ummat pada saat ini juga merupakan hasil pendidikan pada masa yang lalu.
Pendidikan adalah merupakan master penentu dalam mencapai keberhasilan pembangunan ummat dan bangsa masa kita kini dan masa yang akan datang. Karena itu benarlah jikalau jauh-jauh hari Rasulullah sudah memerintahkan kita untuk mendidik anak-anak kita untuk mempersiapkan diri menghadapi keadaan masa yang akan datang. Sabdanya :

"Didiklan anak-anakmu karena sesungguhnya nanti akan datang suatu masa yang jauh berbeda dengan keadaanmu sekarang ini".

Allah juga memerinkahkan kita untuk mempersiapkan generasi penerus yang tangguh agar bisa meneruskan perjuangan para pendahulunya. QS Annisa :9 :

"Dan hendaklah mereka takut jika meninggalkan keturunan yang lemah yang mereka khawatiri keselamatannya".
Tetapi Allah juga mengingatkan kita agar pendidikan itu tidak membuat lupa kepada Allah. Karena itu pendidikan harus dilandasi keimanan kepada Allah SWT

QS Almujadilah : 11. dan Albaqoroh 190.

"Allah akan memuliakan orang-orang yang beriman dianatara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan akan beberapa derajat kemuliaan"

Dari ayat itu jelas sekali Allah menyuruh kita agar pendidikan tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan semata-mata tetapi juga harus dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. agar semakin pintar manusia semakin dekat kepada Allah SWT bukan sebaliknya seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :

”Barangsiapa yang bertambah ilmu tetapi tidak bertambah hidayahnya maka tidak bertambah dekat kepada Allah tetapi semakin jauh dari Allah”

Inilah yang terjadi sekarang ini begitu banyak orang pintar tetapi kepintarannya digunakan untuk merugikan orang lain karena mereka hanya mengutamakan ilmu pengetahuan semata-mata tetapi tidak mengutamakan ilmu yang dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
"Ilmu tanpa iman akan buta dan iman tanpa ilu akan lemah" Begitulah pepatah modern mengatakan. "Knowlege without religion is blind and religion without knowledge is lame"
Karena itu pendidkan yang dilaksanakan haruslah balance (seimbang) antara pikir dan zikir, antara iman dan ilmu, antara zahir dan batin, antara fisik dan mental, antara jasmaniyah dan rohaniyah, anatara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat.
UU pendidikan yang dibuat dalam negara kita juga telah mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentuk manusia yang beriman dan berakhlak mulia, beriman dan bertakwa, tetapi dalam pelaksanaannya justru sangat bertolak belakang. Pendidikan yang dilaksanakan hanyalah pendidikan yang bersifat zahiriyah yang hanya mengejar nilai dan angka-angka, pendidikan yang hanya berorientasi kepada aspek materi yang pada akhirnya akan melahirkan manusia-manusia yang materialis, komersialis dan individualis. Akibatnya manusia hanya mengukuir keberhasilan dengan banyaknya materi yang dimiliki tanpa melihat seberapa besar ushanya dan seberapa besar jasanya untuk kepentingan bangsa dan agama serta ummat ini. Setiap orang hanya berfikir bagaimana mencari materi sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan halal atau haram. Nauzubillah.

KEUTAMAAN SODAQOH

KEUTAMAAN SODAQOH
QS Albaqoroh 261 :



“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti menanam sebutir biji yang dapat menumbuhkan tujuh buah tangkai dan pada tiap-tiap tangkai itu terdapat seratus butir biji. Demikianlah Allah melipatgandakan pahalanya bagi siapa yang dikehendaki dan seseungguhnya Allah maha luas rahmatnya lagi maha mengetahui”.

Ayat tersebut menyatakan dengan jelas bahwa orang yang menafkahkan hartanya di jalan allah akan dilipatgandakan pahalanya sampai 700 kali. Bukan hanya balasan di akhirat tetapi juga balasan di dunia. Firman Alaah :

“Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan diganti oleh Allah SWT”

Senada dengan ayat tersebut Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak akan berkurang harta seseorang lantaran bersodaqoh bahkan bertambah dan bertambah”

Tetapi kebanyakan manusia mengira jika mereka mengeluarkan harta untuk bersodaqoh maka hartanya akan menjadi berkurang sehingga mereka menjadi bakhil (kikir dan pelit) dan enggan bersodaqoh karena mereka menganggap bahwa harta yang diperolehnya adalah hasil jerih payahnya sendiri. Padahal apapun yang diperolehnya baik berupa hata benda, kesehatan dan lain-lain semua itu merupakan anugrah dari Allah SWT yang di dalamnya terdapat hak orang lain yang harus dikeluarkan baik yang wajib maupun yang sunnah. Yang wajib adalah zakat sesuai dengan ketentuan dan yang sunnah adalah sodaqoh atau infaq di jalan Allah seperti untuk anak yatim fakir miskin, pembangunan masjid, pembangunan sarana pendidikan, untuk kegiatan-kegiatan agama dsb.
Oleh karena itu marilah kita segera berinfaq di jalan Allah baik dalam keadaan senag ataupun dalam keadaan susuah, baik secara sembunyi ataupun secara terang-terangan seberapapun kemampuan kita walaupun hanya sebutir kurma ( ) selagi ada kesempatan, selagi kita mampu, selagi kita memiliki harta, jangan sampai menunggu harta kita habis atau menunggu kita kaya karena belum tentu di waktu yang akan datang kita mampu dan belum tentu harta itu berada di tangan kita karena harta itu adalah bayangan yang mudah hilang seketika. Apabila Allah menghendaki maka harta itu bisa lenyap atau musnah seketika dan hal itu sangat mudah bagi Allah.
Janganlah menjadi orang bakhil (kikir/pelit) tetapi jadilah orang yang pemurah. Rasulullah bersabda :

“Orang yang bakhil itu adalah musuhnya Allah”
“Orang yang bakhil itu sangat dekat kepada neraka dan sangat jauh dari surga dan sebaliknya orang yang pemurah itu sangat dekat kepada surga dan sangat jauh dari neraka”

Allah akan menyiksa orang-orang yang hanya menumpuk hartanya tanpa mengeluarkan hartanya di jalan Allah : QS Attaubah 35




Hakikat harta kita yang sebenarnya adalah harta yang kita keluarkan di jalan Allah. QS Assahaf 10 – 11.

KEUTAMAAN BULAN RAJAB

FADHILAH BULAN RAJAB

Tasyakur dan wasiat Taqwa
Pada saat ini kita memasuki pertengahan bulan Rajab, bulan ketujuh dalam perhitungan tahun hijriyah. Bulan rajab ini adajh salah satu bulan yang dihormati dan dimuliakan oleh Allah sebagaimana firmannya QS Attaubah 36



”Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ada dua belas bulan dalam keketapan allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi diantaranya ada empat bulan yang dihormati..”
Diantara empat bulan itu ialah bulan Rajab yang mengandung arti keagungan atau kebesaran Allah karena pada bulan ini Allah telah membuktikan keagungannya dengan mengisra’kan dan memi’rajkan Nabi besar kita Muhammad SAW.
Rasulullah bersabda :


”Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan saat kita amenanam dan bulan Sya’ban adalah bulan saat kita menyiram dan bulan Ramadhan adalah bulan saatb kita memanen hasil yang kita tanam”.
Artinya jika kita ingin memanen pada bulan Ramadhan maka kita harus terlebih dahulu menanamnya dan menyiramnya. Oleh karena itu marilah kita memanfaatklan bulan rajab ini untuk menanam kebaikan dan kita mengisi dengan bertaubat kepada allah dengan taubat yang sesungguhnya. Firman Allah Qs Attahrim 6 ;
”wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurniu-murninya, mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan ke dalam syurganya yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..”
Rasulullah telah mengajarkan doa dalam bulan Rajab ini yaitu :

Marilah kita memperbanya doa ini agar dosa-dosa kita diampuni oleh allah SWT.