ESENSI IBADAH HAJI
Di bulan ini sebagian
saudara-saudara kita yang mendapat panggilan Allah untuk melaksanakan ibadah
haji telah mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah yang istimewa ini
yang puncaknya nanti pada tanggal 9 Zulhijjah yaitu wuquf di Arafah. Ibadah
haji merupakan ibadah yang istimewa karena merupakan gabungan antara iabadah
badaniyah, qalbiyah dan maliyah. Karena itulah Allah mewajibkan ibadah haji
hanya bagi orang yang mampu untuk melaksanakannya. .
Kewajiban haji
didasarkan pada firman Allah QS ; Ali Imran 92
”dan hendaklah
manusia melaksanakn haji karena Allah bagi mereka yang mampu melaksanaknnya”
Ayat ini diawali dengan
kata ”Lillah” yang berarti bahwa haji itu harus benar-benar
diniatkan ibadah karena Allah bukan karena yang lain. Jangan ada niat lain yang
dapat memalingkan kita daripada niatan karena Allah.
Kemudian ayat ini diakhiri
dengan kata ”Manistato’a ilaihi sabilaa” yang berarti bahwa haji
itu hanya diwajibkan bagi orang yang mampu melaksnakannya baik mampu fisiknya
maupun hartanya. Dan kewajiban haji hanya satu kali seumur hidup. Inilah bukti
keagungan Islam dan bukti keadilan Allah SWT. Alangkah beratnya jika haji diwajibkan
setiap tahun. Karena itu Allah memberikan balasan yang besar bagi orang yang
melaksanakan ibadah haji dengan sempurna. Sabda nabi :
”Barangsiapa yang
melaksanakan haji dengan tidak rafats dan fasik maka akan diampuni dosanya yang
telah lalu”
”Barangsiapa yang
melaksanakan haji dengan tidak rafats dan tidak fasik maka kembali bersih
sebagaimana ketika baru dilahirkan ibunya”
Tetapi jika ada yang mampu
tetapi tidak mengerjakannnya maka Allah mengancamnya dengan ancaman yang sangat
keras. Sebagaimana sabda nabi :
”Barangsiapa yang punya
kemampuan untuk berhaji tapi tidak mau melaksanakannya maka boleh pilih mati
secara Yahudi atau Nasrani”
”Barangsaiapa yang tidak
terhalang oleh kebutuhan yang mendesak atau oleh penyakit yang berat atau
terhalang oleh pemimpin yang zalim tetapi ia tidak melaksanakan haji maka jika
ia mati ia tinggal memilih mati Yahudi atau Nasarani”
Artinya matinya itu dinilai
tidak Islam. Nauzubillah.
Oleh karena itu jika kita
telah mampu melaksanakan haji maka segeralah berhaji jangan sampai kita
meninggal belum sempat berhaji padahal kita mampu.
Padahal Allah telah
memanggil kita semua melalui nabi Ibrahim AS ribuan tahun yang lalu yang
diabadikan dalam Qs Alhaj : 27
”Dan berserulah kepada
manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus
yang datang dari segenap penjuru yang jauh”
Nabi Ibrahim sudah
memanggil kita semua tinggal kita mau atau tidak melaksanakannya. Karena
panggilan itu sebenarnya adalah panggilan Allah SWT yang ditujukan kepada
seluruh manusia di dunia ini yang berlaku tetap sepanjang masa sampai datang
hari kiamat. Alangkah beruntung mereka yang pada tahun ini menjadi tamu Allah
atau mendapat undangan Allah, raja dri segala raja menjadi DUYUFURRAHMAN (Tamu
Allah yang bersifat Arrahmaan)
Esensi ibadah haji adalah
gambaran kehidupan akhirat (miniatur akhirat) dan merupakan latihan untuk
menghadap Allah SWT.
Ketika kita melaksanakan
wukuf di Arafah kita hanya memakai helai kain ihram berwarna putih. Ini menggambarkan
suasana padang mahsyar dan ketika nanti kita menghadap Allah kita tidak membawa
apa-apa kecuali membawa amal kita. Dengan pakaian ihram, ini menggambarkan
kematian dan persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT.
Dalam ibadah haji juga
terdapat banyak sekali hikmah atau pelajaran, diantaranya ialah ketika kita
tawaf mengelilingi kabah. Ini adalah suatu pelajaran bahwa kita harus selalu bekerja
sesuai dengan aturan Allah SWT dan berada di jalan yang benar tidak boleh
menyimpang dari ketentuan Allah.
Begitu pula dalam kita
melaksanakn sa’i yaitu berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah, ini adalah
pelajaran bagi kita bahwa kita harus selalu terus menerus berusaha/tidak boleh
berdiam diri untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Begitu pula dalam
melaksanakan jumrah (melontar) ini adalah pelajaran bahwa kita harus selalu
menentang segala bentuk kemaksaiatan dan sifat sifat kebinatangan sari diri
kita. Dan masih banyak lagi pelajaran yang bisa kita ambil dari pelaksaann
ibadah haji. Semoga kita dapat mengambilnya. amiin
Jika semua ini
diterapkan dalam kehidupan nyata pasti kita akan memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhirat dan pasti akan memperoleh haji yang mabrur yang telah dijanjikan
oleh Allah melalui hadits Rasulullah SAW.
”Haji yang
mabrur, tidak ada balasan kecuali surga”