Selasa, 28 Mei 2013

HIKMAH ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

HIKMAH  ISRA’ DAN MI’RAJ                         
By            : H.ABDUL FATAH
Qs. Al-Israa : 1

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ﴿١﴾ 
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya  agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda  Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Qs. Annajm 13-15
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ ﴿١٣﴾ عِندَ سِدْرَةِ الْمُنتَهَىٰ ﴿١٤﴾ عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ ﴿١٥﴾
”Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu  pada waktu yang lain,
di Sidratil Muntaha .
Di dekatnya ada syurga tempat tinggal”,

Keyakinan kita akan peristiwa Isra’ Mi’raj adalah bagian dari keimanan kita kepada Allah, bagian keimanan kita kepada Rasulullah, bagian keimanan kita kepada Alqr’an serta apa yang terkandung di dalamnya.
Peristiwa Isra’dan Mi’raj adalah peristiwa spektakuler dan luar biasa, di luar logika manusia serta merupakan salah Mu’jizat Allah yang diperagakan hanya kepada nabi besar Muhammad SAW dan tidak mungkin diperagakan kepada nabi yang lain.
Peristiwa Isra' Mi'raj tidak dapat dipandang dari sudut ilmiah semata tetapi harus dipandang dari sudt imaniah karena sampai kapan pun manusia tidak akan dapat menjangkau ilmu Allah lantaran ilmu yang dimiliki manusia bersifat relatif dan sangat terbatas.
QS:  17 : 85
 وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
”Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah : Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan kecuali sedikit”
Bagi orang yang tidak beriman dan bagi orang yang hanya mengandalkan logika manusia pasti tidak akan percaya denga perintiwa Isra’ dan Mi’raj dan mereka akan mengatakan :
"Tidak mungkin hal itu bisa terjadi dan mana mungkin Rasul menempuh perjalanan yang begitu jauh melanglang buana ke seantero jagad raya hingga ke sidratil muntahaa yaitu suatu tempat yang tidak mungkin bisa dijangkau oleh makhluk apa pun termasuk malaikat jibril hanya dalam waktu yang relatif singkat sekita 3 jam dengan kecepatan ribuan bahkan jutaan kali kecepatan cahaya, padahal kecepatan cahaya adalah batas kecepatan tertinggi menurut logika manusia. Bagaimana mungkin Rasul menembus atmosfir bumi yang jika dilewati semua benda akan hangus terbakar dan bagaimana mungkin Rasul keluar dari grafitasi bumi dan kembali lagi ke bumi dalam keadaan utuh".
Tapi bagi orang yang beriman, bagi orang-orang yang yakin akan adanya Allah, bagi orang-orang yang yakin bahwa Allah bisa segalanya, Allah bisa menciptakan alam ini, Allah bisa menggulung bumi ini,  peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah satu hal yang sangat mudah bagi Allah SWT. Tidak ada yang sulit bagi Allah.
Bukankah Allah telah berfirman dalam Qs. Yasin : 40
  إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢﴾
”Sesungguhnya perkataan kami terhadap sesuatu apabila kami menghendakinya, kami hanya mengatakan kepadnya Kun (jadilah)! maka jadilah ia”
Oleh karena itu yang lebih penting  adalah bukan Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi tetapi ada apa di balik periatiwa itu dan apa hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil di balik peristiwa itu.
Diantara hikmah yang kita ambil dari peristiwa itu ialah bahwa manusia dalam mencapai kesuksesan harus melakukan hubungan secara vertikal kepada Allah (HABLUMMINALLAH) dan hubungan secara horizontal kepada sesama manusia (HABLUMMINANNAAS)
sebagaimana peristiwa Isra' yakni perjalanan secara horizontal dati masjid Haram ke masjid Aqsha dan Mi'raj yakni perjalanan secara vertikal dari masjid Aqsha ke Sidratil Muntaha.

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ

"Manusia akan diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika meraka berhubungan kepada Allah dan kepada sesama manusia"

Salah satu bukti hubungan kepada Allah adalah dengan menjalankan sholat lima waktu sebagaimana yang dicontohkan oleg Rasulullah SAW. Karena itulah Allah memerintahkan sholat secara langsung kepada nabi Muhammad SAW melalui Isra' dan Mi'raj.

Ternyata ada hal yang sangat penting dalam peristiwa itu yaitu Allah menganugrahkan kepada kita kenikmatan besar, kita diberi kesempatan untuk beraudiensi kepada Allah lima kali sehari semalam, kita diperintahkan shalat lima waktu sehari semalam sebagai kesempatan kita untuk berkomunikasi kepada Allah SWT dan sebagai wujud hubungan langsung kita kepada Allah SWT dan  sebagai ikatan yang paling kuat antara kita dengan Allah.
Artinya jika kita tidak sholat maka putuslah hubungan langsung kita dengan Allah SWT.

”Sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin” (hadits)
Sholat adalah ibadah yang pertama kali diperiksa di akhirat nanti sebelum ibadah yang lainnya. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya dan jika sholatnya tidak sempurna maka rusaklah amal yang lainnya. Bgitulah sabna nabi dalam haditsnya.
Oleh karena itu jangan sekali-kali mengabaikan masalah sholat karena sholat itulah yang membedakan antara seorang muslim dan seorang kafir. Marilah kita tegakkan sholat yang wajib dan kita hidupkan yang sunnah.
Tetapi sayang....banyak orang yang mengaku muslim, mengaku beriman, berkali-kali dipanggil oleh Allah, ditunggu oleh Allah tetapi mereka cuek saja, mereka tidur saja, mereka lebih suka nonton bola, mereka lebih suka duduk-duduk di pingir jalan, duduk-duduk di taman, mereka lebih suka bekerja, mereka lebih suka berdagang, mereka lebih suka bermain catur ds.
Pada hal sholat itu adalah bentuk peribadatan yang paling tinggi dan paling utama yang wajib ditegakkan dan merupakan kesempatan emas kita untuk bermunajat kepada Allah dan sebagai sarana untuk meminta pertolongan Allah SWT. 
QS : Allbaqarah : 45.

”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu”

Sholat juga merupakan benteng yang paling kokoh bagi diri kita agar kita tidak melakukan perbuatan yang keji dan munkar, jika ditegakkan dengan sebenar-benarnya.

”Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar”

Oleh karena itu jika kita ingin mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dan jika kita ingin terbebas dari perbuatan keji dan munkar maka marilah kita tegakkan shalat yang wajib dan kita hidupkan yang sunnah.

Senin, 07 November 2011

ESENSI IBADAH HAJI


ESENSI IBADAH HAJI
Di bulan ini sebagian saudara-saudara kita yang mendapat panggilan Allah untuk melaksanakan ibadah haji telah mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah yang istimewa ini yang puncaknya nanti pada tanggal 9 Zulhijjah yaitu wuquf di Arafah. Ibadah haji merupakan ibadah yang istimewa karena merupakan gabungan antara iabadah badaniyah, qalbiyah dan maliyah. Karena itulah Allah mewajibkan ibadah haji hanya bagi orang yang mampu untuk melaksanakannya. .
Kewajiban haji didasarkan pada firman Allah QS ; Ali Imran 92

                                                         
”dan hendaklah manusia melaksanakn haji karena Allah bagi mereka yang mampu melaksanaknnya”

Ayat ini diawali dengan kata ”Lillah” yang berarti bahwa haji itu harus benar-benar diniatkan ibadah karena Allah bukan karena yang lain. Jangan ada niat lain yang dapat memalingkan kita daripada niatan karena Allah.
Kemudian ayat ini diakhiri dengan kata ”Manistato’a ilaihi sabilaa” yang berarti bahwa haji itu hanya diwajibkan bagi orang yang mampu melaksnakannya baik mampu fisiknya maupun hartanya. Dan kewajiban haji hanya satu kali seumur hidup. Inilah bukti keagungan Islam dan bukti keadilan Allah SWT. Alangkah beratnya jika haji diwajibkan setiap tahun. Karena itu Allah memberikan balasan yang besar bagi orang yang melaksanakan ibadah haji dengan sempurna. Sabda nabi :

”Barangsiapa yang melaksanakan haji dengan tidak rafats dan fasik maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”
”Barangsiapa yang melaksanakan haji dengan tidak rafats dan tidak fasik maka kembali bersih sebagaimana ketika baru dilahirkan ibunya”

Tetapi jika ada yang mampu tetapi tidak mengerjakannnya maka Allah mengancamnya dengan ancaman yang sangat keras. Sebagaimana sabda nabi :


”Barangsiapa yang punya kemampuan untuk berhaji tapi tidak mau melaksanakannya maka boleh pilih mati secara Yahudi atau Nasrani”



”Barangsaiapa yang tidak terhalang oleh kebutuhan yang mendesak atau oleh penyakit yang berat atau terhalang oleh pemimpin yang zalim tetapi ia tidak melaksanakan haji maka jika ia mati ia tinggal memilih mati Yahudi atau Nasarani”

Artinya matinya itu dinilai tidak Islam. Nauzubillah.
Oleh karena itu jika kita telah mampu melaksanakan haji maka segeralah berhaji jangan sampai kita meninggal belum sempat berhaji padahal kita mampu.
Padahal Allah telah memanggil kita semua melalui nabi Ibrahim AS ribuan tahun yang lalu yang diabadikan dalam  Qs Alhaj : 27


”Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus  yang datang dari segenap penjuru yang jauh”

Nabi Ibrahim sudah memanggil kita semua tinggal kita mau atau tidak melaksanakannya. Karena panggilan itu sebenarnya adalah panggilan Allah SWT yang ditujukan kepada seluruh manusia di dunia ini yang berlaku tetap sepanjang masa sampai datang hari kiamat. Alangkah beruntung mereka yang pada tahun ini menjadi tamu Allah atau mendapat undangan Allah, raja dri segala raja menjadi DUYUFURRAHMAN (Tamu Allah yang bersifat Arrahmaan)

Esensi ibadah haji adalah gambaran kehidupan akhirat (miniatur akhirat) dan merupakan latihan untuk menghadap Allah SWT.
Ketika kita melaksanakan wukuf di Arafah kita hanya memakai helai kain ihram berwarna putih. Ini menggambarkan suasana padang mahsyar dan ketika nanti kita menghadap Allah kita tidak membawa apa-apa kecuali membawa amal kita. Dengan pakaian ihram, ini menggambarkan kematian dan persamaan derajat manusia di hadapan Allah SWT.

Dalam ibadah haji juga terdapat banyak sekali hikmah atau pelajaran, diantaranya ialah ketika kita tawaf mengelilingi kabah. Ini adalah suatu pelajaran bahwa kita harus selalu bekerja sesuai dengan aturan Allah SWT dan berada di jalan yang benar tidak boleh menyimpang dari ketentuan Allah.
Begitu pula dalam kita melaksanakn sa’i yaitu berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah, ini adalah pelajaran bagi kita bahwa kita harus selalu terus menerus berusaha/tidak boleh berdiam diri untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Begitu pula dalam melaksanakan jumrah (melontar) ini adalah pelajaran bahwa kita harus selalu menentang segala bentuk kemaksaiatan dan sifat sifat kebinatangan sari diri kita. Dan masih banyak lagi pelajaran yang bisa kita ambil dari pelaksaann ibadah haji. Semoga kita dapat mengambilnya. amiin
Jika semua ini diterapkan dalam kehidupan nyata pasti kita akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan pasti akan memperoleh haji yang mabrur yang telah dijanjikan oleh Allah melalui hadits Rasulullah SAW.

”Haji yang mabrur, tidak ada balasan kecuali surga”

Senin, 26 September 2011

MENJADI UMMAT TERBAIK كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. Qs. Ali Imran 110 Dalam ayat di atas di tegaskan bahwa umat Islam merupakan umat yang terbaik (khairu ummah). Ini artinya umat Islam seharusnya menjadi umat yang terdepan, umat yang menjadi teladan bagi umat lain, umatyang unggul di segala bidang kehidupan, umat yang sukses baik di dunia maupun di akhirat. Seperti doa yang selalu kita ucapkan : Qs :2 : 201 وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" Bukan hanya bahagia menjadi penghuni surga di akhirat tetapi di dunia pun mestinya hidup sukses dan bahagia di dunia. Dan negaranya pun menjadi Negara yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan bathin seperti yang digambarkan oleh Allah SWT Qs Saba :15 كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". Namun faktanya tidak demikian, yang terjadi adalah justru sebaliknya/sangat paradoks. Kini umat Islam yang mayoritas di negeri ini pada umumnya hidup terpuruk dan tertinggal dalam segala bidang kehidupan baik ekonomi, sosial, iptek maupun politik. Negara kita yang mayoritas muslim ini masih berstatus sebagai Negara berkembang dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang cukup tinggi serta daya saing ekonomi yang sangat rendah. Kekayaan alamnya yang berlimpah ruah lebih banyak dicuri, dikuras dan dikuasai oleh bangsa lain. Demikian pula industri-industri besar dikuasai kaum kapital yang hanya memanfaatkan tenaga kerja kita yang dibayar sangat murah sementara tenaga mereka diperas sepanjang hari. Sementara produk-produk asing membanjiri pasar domestik kita yang membuat bangsa kita menjadi masyarakat konsumtif dan sangat tergantung kepada bangsa lain yang notabene Negara-negara non muslim. Pertanyaannya adalah kenapa hal itu bisa terjadi? Apa yang menyebabkan terjadinya keterpurukan kaum muslimin di Indonesia? Yang pasti bukan Islam yang salah atau bukan Allah tidak memenuhi janjinya. Tetapi kita sendiri yang salah, kita sendiri yang tidak mau menjalankan Islam secara benar dan secara kaaffah (menyeluruh) sebagaimana yang diperintahkan oleh Alla Qs. 2 : 208 : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam agama Islam secara kaaffah (menyeluruh) dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan karena sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu” Allah SWT juga menegaskan bahwa Islam adalah system hidup yang sempurna. Qs. Al-maidah : 3: الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Mayoritas umat Islam meninggalkan agamanya. Agama hanya dijadikan symbol atau identitas pribadi. Takwa hanya sebatas ucapan bahkan berada pada titik nadir sehingga berdasarkan penelitian dan survey tahun 2010 di 33 propinsi di Indonesia umat Islam yang melaksnakan sholat tidak lebih dri 30 % pada hal sholat adalah tiang agama. Di samping itu mayoritas umat Islam meninggalkan prinsip-prinsip agamanya sendiri seperti kewjiban menuntut ilmu pengetahuan dan mengembangkan teknologi. Islam mewajibkan kita belajar dan mengembangkan teknologi tetapi mayoritas umat Islam meninggalkannya. Islam mengajarkan agar kita membina persatuan dan kesatuan dan ukhuwah islamiyah tetapi yang terjadi adalah perpecahan dan pertikaian. Islam mengajarkan agar kita menegakkan amar ma’ruf nahi munkar tetapi yang terjadi adalah membiarkan kerusakan yang terjadi bahkan ikut-ikutan menjalankan kemaksiatan secara masal. Islam mengajarkan agar kita mengembangkan ekonomi perdagangan dan kewirausahaan seperti yang dicontohkan oleh nabi yang menjadi pedagang sebelum menjadi pemimpin tetapi kebanyakan orangtua menginginkan anaknya menjadi pekerja. Islam mengajarkan disiplin dalam segala bidang tetapi yang terjadi adalah tidak disiplin dan masih banyak lagi prinsi-prinsip Islam yang ditinggalkan oleh umat Islam sehingga terjadi keterpurukan dan keterbelakangan dengan umat-umat lain. Oleh karena itu jika kita ingin menjadi umat terbaik di muka bumi ini maka marilah kita kembali kepada Alquran dan sunah. Jika umat Islam menjalankan Islam secara kaffah pasti umat Islam akan mengalami kejayaan seperti pada masa Rasulullah dan masa sahabat-sahabat Rasulullah pada masa keemasan Islam yaitu abad ke-7 s.d. abad ke-15 di mana ketika itu ¾ dunia dikuasai umat Islam sehingga melahirkan tokoh-tokoh dunia dan ilmuan-ilmuan di berbagai bidang kelas dunia seperti Ibnu Sina, Ibnu Rush, alFara, Alkindi, Aljabbar dan lain-lain yang litaeraturnya sampai sekarang dipakai di Negara-negara Barat. Tetapi setelah perlahan-lahan umat Islam meninggalkan agananya setelah terjadi perang salib dan revolusi industry maka kejayaan Islam itu secara perlahan menjadi sirna dan seolah-olah segala macam ilmu pengetahuan dan teknologi itu berasal dari Barat. Allah telah manjanjikan Qs Annur ayat 55 وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَ‌ٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. Pertanyaanya adalah apakah umat Islam sekarang sudah menjadi umat yang terbaik ? namun faktanya, keterpurukan terjadi pada umat Islam, sebagian umat Islam menjadi bulan bulanan orang kafir, kita dijajah baik ekonomi, politik, sumber daya alam dsb, apakah umat Islam sudah meninggalakan aktivitas Amar makruf nahi munkar ? padahal aktivitas dakwah juga banyak dilakukan oleh kaum muslimin ? seperti apakah aktivitas amar makruf nahi munkar yang dapat membuat umat islam menjadi umat yang terbaik

Kamis, 18 Agustus 2011

NUZULUL QURAN DAN PROKLAMASI

NUZULUL QURAN DAN PROKLAMSI
Peringatan nuzulul quran 17 Ramadhan 1432 H kali ini sangat berbeda dengan peringatan nuzulul quran pada tahun-tahun sebelumnya karena kali bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2011 yang merupakan hari yang sangat bersejarah dalam Negara kita yaitu lahirnya Negara kesatuan RI dan bebasnya Negara kita dari belenggu penjajahan. Dengan demikian nuzulul quran dan hari proklamasi mempunyai korelasi yang sangat penting karena keduanya merupakan awal pembebasan manusia dari belenggu kebodohan dan keterbelakangan. Wahyu pertama yang diturunkan yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5 mengajarkan agar manusia membaca yang berarti perintah menuntut ilmu sebagai bekal hidup manusia agar tidak terjajah oleh kebodohan. Proklamasi yang terjadi 66 tahun yang lalu juga terjadi tepat pada tanggal 9 Ramadhan 1364 H dan jatuh pada hari Jumat. Ini bukan kebetulan tapi ini menunjukkan bahwa kemerdekaan itu benar-benar atas anugrah Allah SWT. Karena tepat sekali jika dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-3 dinyatakan : “Atas berkat Rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”
Oleh karena itu marilah kita syukuri kemerdekaan ini dengan mengisinya dengan kerja keras memberantas kebodohan dan keterbelakanan serta kemiskinan yang melanda bangsa kita saat ini. Mari kita bebasrkan diri kita dari kemiskinan dan keterbelakangan. Jangan sampai kita terjajah oleh kebodoan dan keterbelakangan serta kemiskinan. Islam mengajarkan kita agar menjadi orang yang kuat dalam segala hal, baik ekonomi maupun ilmunya.
Semoga Allah memberikan pertolongannya. Amiin

Jumat, 12 Agustus 2011

ESENSI IBADAH PUASA

Qs. Albaqarah : 183-184

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”


أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ
وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١٨٤﴾

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari- hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan , maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”

Hari ini kita sedang merasakan bagaimana rasanya lapar, haus, tidak makan selama 12 jam lebih mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Mungkin yang kita rasakan saat ini tidak seberapa dibandingkan dengan saaudara-saaudara kita nun jauh di sana, di gunung-gunung, di hutan-hutan, di kolong jembatan, di padang pasir yang sepanjang hari tidak menemukan makanan, kecuali seadanya. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun mereka berjuang hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Tetapi kita hanya menahan lapar selama beberapa jam dan beberapa hari selama Ramadhan pada siang hari saja.
Karena itulah sudah selayaknya kita merenung agar tumbuh di hati kita rasa kasih saying, peduli sesama, solidaritas sesame, dan timbul sifat kedermawanan dan berbagi kepada sesame kita.
Itulah diantara keagungan ibadah puasa yang menjadi esensi ibadah puasa yang harus kita wujudkan dalam kehidupan nyata. Kita dididik secara langsung oleh Allah SWT bukan teori tapi praktek langsung. Semua yang menjalankannya akan merasakan baik orang kaya maupun orang miskin, baik pejabat ataupun rakyat jelata, baik orang yang lemah ataupun orang yang lemah.
Karena itulah Allah mewajibkan puasa kepada kita yang mengaku beriman selama satu bulan dalam setahun yaitu pada bulan Ramadhan sebagaimana juga diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita, sebelum ummat nabi Muhammad SAW, nabi Musa, nabi Isa, nabi Ibrahim, nabi Daud dan nabi-nabi lainnya.
Dengan demikian ibadah puasa bukanlah ibadah yang sederhana tetapi ibadah yang sangat special dan sangat khusus sehingga Allah menyatakan dalan sebuah hadits Qudsi : “………………………….Sesungguhnya puasa itu adalah untukku dan akulah yang langsung membalasnya”.
Makna puasa yang disebut SHAUM atau SHIYAM dalam bahasa Arab secara sederhana ialah AL-IMSAAKU ANIL MUFTIRI yang artinya menahan diri darai segala yang dapat membatalkan, seperti makan, minum dan hubungan intim suami istri di siang hari. Tetapi sesungguhnya dibalik makna itu terkandung makna yang sangat luas dan mendalam yaitu menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah dan meninggalkan keburukan sepanjang hayat kita sehingga yang ada adalah kebaikan yang terhimpun dalam diri kita. Itulah yang disebut TAQWA sebagaimana sabda nabi :
“Takwa itu adalah kumpulan atau himpunan kebaikan yang ada dalam diri seseorang”
Diantara sifat orang yang bertakwa adalah orang yang suka menolong sesama baik di waktu senang maupun di waktu susah dan orang yang mampu mengendalikan diri.
Qs. Ali Imraan ; 133-134.
Marilah kita mengukur (menaker) diri kita masing-masing sudah sejauh mana ketakwaan kita dan sudah sampai pada tingkat mana ketakwaan kita kepada Allah, apakah karena kita sudah sholat, puasa, zakat, haji, lantas kita mengabaikan tetangga kita yang hidup dalam kesulitan, kita membiarkan bawahan kita mengalami kesusahan,apakah ketakwaan kita baru sebatas ucapan saja, apakah ketakwaan kita baru sebatas kesalehan pribadi, apakah ketakwaan kita sudah sampai kepada kesalehan sosial, apakah kita mengaku takwa karena kita selalu berzikir sementara kita membiarkan sauda-saudara kita kelaparan, apakah kita mengaku takwa karena kita gemar berjamaah di masjid setiap waktu semenatara kita membiarkan kemaksiatan merajalela di sekitar kita, apakah kita mengaku takwa karena kita suka membaca Alquran sementara kita tidak peduli dengan keadaan masjid yang ada di lingkungan kita, apakah kita mengaku takwa karena kita sudah berdoa setiap hari sementara kita masih suka menyakiti teman kita, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih suka berbohong, apakah kita menagku takwa sementara kita masih suka menghina orang lain, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih gemar melakukan kemaksiatan, apakah kita mengaku takwa sementara pikiran kita masih kotor, apakah kita mengaku takwa sementara kita masih suka sombong dan angkuh????????????? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Semoga……………………………………..

Kamis, 11 Agustus 2011

ESENSI RAMADHAN



Rasa syukur yang sedalam-dalamnya kita panjatkan ke hadirat Allah Rabbul Alamin yang telah menganugrahkan kenikmatan yang terbesar dalam hidup kita, kenikmatan yang dapat menyelamatkan kita dari dunia hingga akhirat, kenikmatan yang menuntun kita menuju Allah yaitu kenikmatan Iman dan Islam.
Sebagai khatib yang dhaif, izinkanlah saya menyerukan kepada diri saya khususnya dan kepada kaum muslimin umumnya, marilah kita meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan sebanar-benar takwa yaitu dengan bersungguh-sungguh (bermujahadah) melaksanakn perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya. Sungguh takwa adalah satu istilah yang sangat enteng diucapkana tetapi sangat berat melaksanakannya. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan untuk melaksanakannya. Amiin.
Hari ini kita memasuki hari ke-5 Ramadhan, bulan yang agung dan penuh berkah, bulan saat kita berdekatan dengan Allah, bulan saat kita berdampingan dengan Allah, bulan saat kita menahan kesabaran, bulaan saat kita menebar kasih saying, bulan saat kita membersihkan diri dari segala kotoran baik kotoran jasmanai dan kotoran rohani. Sabda nabi :
“Ramadahan ke Ramadhan berikutnya adalah menjadi penebus dosa diantara keduanya, jika dosa-dosa besar ditinggalkan”
Satu tahun setelah Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan, Rasulullah berkhutbah di depan para sahabatnya :
“Wahai sekalian manusia, sungguh telah datang menaungi kamu bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan, bulan yang di dalamnya terdapat satu kewajiban istimewa yaitu ibadah puasa yang tidak ada pada bulan-bulan lain dan ada ibadah sunnah yang tidak ada di bbulan lain yaitu tarawih, Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan atau amal-amal sunnah maka nilainya sama dengan melaksanakan ibadah wajib pada bulan-bulan lain dan barangsaiapa yang mengerjakan ibadah wajib pada bulan Ramadhan maka sama nilainya dengan mengerjakan tujuh puluh ibadah fardu padaa bulan-bulan lain. Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kesabaran itu balasannya adalah surge. Bulan Ramadahn adalah bulan saat menebar kasih saying, bulan saat kita bertolong-menolong dan bulan ditambahkannya rizki kepada orang-orang mukmin. Barangsiapa yang memberi makan berbuka bagi orang yang sedang berpuasa maka hal itu dapat mengampuni dosa-dosanya dan dapat membebaskannya dari api neraka dan dia akan memperoleh pahala sama dengan pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa berkurang sedikit pun”
Begitulan sabda nabi yang sangat jelas dan terang-benderang, tinggal bagaimana kita melaksanakannya. Oleh karena itu marilah kita bersungguh-sungguh melaksanakan agenda Ramadhan dengan sebaik-baiknya untuk menggapai kemenangan yang hakiki yaitu TAQWA. Kita tidak akan dapat meraih kemenangan hakiki tanpa melalui proses puasa seperti sedang kita laksanakan pada hari ini . Marilah kita mengaplikasikan nilai-nilai ibadah puasa dalam kehidupan nyata agar kita dapat menjalani hidup ini dengan benar sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunnah Rasul, benar dalan ucapan, benar dalam perbuatan dan benar pula dalam pikiran.
Semoga kita dapat melaksanakannya. Amiin. Qs. Asshaff :10

Senin, 01 Agustus 2011

MARHABAN YAA RAMADHAAN

مرحــــــــــــــــــــــــــــــبا يارمضـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــان
Selamat datang ramadhan.
“Sungguh telah datang menaungi kamu bulan yang agung dan berkah, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang di dalamnya ada kewajiban puasa dan tarawih yang disunnahkan. Barangsiapa yang melakukan amal kebajikan yang sunnah di bulan itu maka Allah menilainya seperti mengerjakan ibadah yang wajib pada bulan-bulan lain dan barangsiapa yang melaksanakan ibadah yang wajib maka Allah mencatatnya sama dengan mengerjakan tujuh puluh ibadah wajib pada bulan-bulan lainnya. Ramadhan adalah bulan kesabaran dan kesabaran balasannya adalah surge dan bulan saat kita bertolong-menolong dan barangsiapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa maka sungguh Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan Allah akan membebaskannya dari api neraka dan akan memperoleh pahala sama dengan pahala orang yang berpuasa tersebut dengan tidak berkurang sedikit pun.” (Hadits)
Bulan yang agung dan berkah bernama Ramadhan yang kita rindukan sejak dua bulan yang lalu kini telah datang menghampiri kita. Tetapi tidak semua orang menyikapinya dengan positif, ada orang yang menyikapi kedatangan Ramadhan dengan biasa-biasa saja karena mereka menganggap Ramadhan itu tida ada bedanya dengan bulan-bulan lainnya sehingga tidak ada perubahan sama sekali dalam dirinya bahkan ada pula orang yang menyikapinya dengan penuh kekecewaan dan perasaan sinis dengan kedatangan Ramadhan karena mereka menganggap Ramadhan adaalah suatu beban berat yang harus dipikulnya sehingga Ramadhan menjadi sesuatu yang menakutkan baginya.
Bagi orang yang beriman, Ramadhan adalah satu bulan yang sangat dinantikan dan dirindukan sejak dua bulan sebelumnya sesuai dengan do’a yang diucapkannya :
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”
Karena itu mereka menyambutnya dengan penuh sukacita dan penuh rasa sesang dan gembira. Kegembiraan mereka bukan lantaran dunia seperti halnya anak-anak. Tetapi kegembiiraan merekaa lantaran dengan masuknya Ramadahan berarti kesempatan besar diberikan oleh Allah untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaiman sabda nabi :
“Ramadhan ke Ramadhaan berkutnya adalah sebagai penghapus dosa jika do-dosa besar ditinggalkan”
Bagaimana dengan kita? Jawabannya ada pada diri kitamasing-masing.
Berbagai pahala terhampar di depan kita jika kita mau mendapatkannya. Mulai hari ini kita menjalani proses pelatihan dan penempaat fisik dan mental untuk menjadi manusia baru yang lebih berkualitas dan mulai hari ini pula kita menjalani proses reaktualisasi diri melalui berbagai ibadah yang kita lakukan selama satu bulan terutama ibadah puasa. Puasa Ramadhan adalah ibadah khusus yang diperintahkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman untuk membentuk manusia yang bertakwa. QS. 3:183.
Setidaknya ada sepuluh agenda Ramadhan yang dapat kita lakukan guna menyempurnakan ibadah kita yaitu :
1. Shaum Ramadhan yang merupakan kewajiban bagi setiap mukmin dan mukminah
2. Slalat tarawih yangmenjadi bagian langsung dari puasa dan tidak kalah pentingnya dengan ibadah puasa.
3. Sodaqoh merupakan pelengkap ibadah puasa yang seharusnya ditingkatkan selama bulan Ramadhan.
4. Tadarrus Alquran yang selama ini sering kita abaikan karena sibuk dengan urusan dunia
5. Tadabbur Alqur’an sebagai upaya untuk memahami dan mendalami Alqur’an
6. Memperbanyak do’a dan istighfar kepada Allah Azza Wazalla atas segala dosa dan kesalahan kita dan mohon dipenuhi segala kebutuhan kita untuk meraih kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.
7. Memperbanyak zikir sebagai upaya untuk meningat Allah dan membersihkan diri
8. Meningkatkan silaturrahim kepada sesame saudara kita kaum muslimin dan muslimat baik yang dekaat maupun yang jauh
9. Beri’tikap pada sepuluh hari terakhir Ramadhan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
10. Meningkatkan kinerja kita sesuai dengan profesi kita masing-masing dengan niat ibadah kepadaa Allah SWT
Sungguh merupakan keberuntungan yang sangat besar jika kita bisa melaksanakan agenda-agenda Ramadahan dengan penuh keimanan dan semata-mata mengharap Ridha Allah SWT. Semoga Allah mengampuni segala dosa kita sebagaimana bayi yang baru dilahirkan. Amiin.